PKS Sayangkan Pengrusakan Tempat Ibadah di Tanjungbalai

Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman (kanan)
Sumber :
  • Lucky Aditya/ VIVA.co.id
VIVA.co.id
Bentrokan Warga dengan Polisi, Kapolres Karo Dicopot
- Pasca kerusuhan yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Mohamad Sohibul Iman, meminta masyarakat mempercayakan pengusutan kerusuhan kepada polisi.

Mensos Bentuk Forum Keserasian Sosial di Tanjungbalai
Pasalnya, menurut Sohibul, perbedaan latar belakang suku, agama, ras, dan antar golongan atau SARA, sejak dulu menjadi isu paling potensial untuk menciptakan kerusuhan.

"[Kisruh] SARA paling potensial dilakukan di Indonesia, karena negeri kita ini kaya akan suku, agama, dan ras," kata Sohibul Iman saat menghadiri acara halal bihalal kader PKS se- Jawa Timur, di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Minggu, 31 Juli 2016.

Penahanan 11 Tersangka Kerusuhan Tanjungbalai Ditangguhkan

Untuk menghindari kerusuhan berkelanjutan, dia mengajak masyarakat menjaga keanekaragaman golongan di Indonesia, sehingga tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan isu SARA untuk kepentingan tertentu dan merusak kerukunan beragama. 

"Aparat harus menemukan penyebab kerusuhan itu. Kekayaan budaya, agama, suku, dan golongan memang menjadi potensi dimanfaatkan oleh orang yang melakukan hasutan. Namun bisa saja karena kesalahpahaman, masalah kecil jadi besar," jelas Sohibul.

PKS pun menyayangkan kerusuhan yang berujung pengerusakan tempat ibadah di Tanjungbalai, Sumatera Utara. "Kehidupan kita selama ini sudah harmonis sudah bagus, sehingga kita semua harus mampu menjaga diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan, yang menyinggung hal-hal sensitif antar suku satu dengan yang lain, antar agama satu dengan yang lain," kata pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat itu.

Dia juga berharap masyarakat berpikiran dewasa dalam menyikapi setiap masalah sensitif. "Saya kira kita sudah dewasa bermasyarakat, 71 tahun kita merdeka. Dulu kita juga sudah bisa mengelola itu, ini kenapa terjadi? Boleh jadi ini ada sikap-sikap yang tidak proposional," kata Sohibul.

(ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya