BNPT Cek Tudingan Turki Soal 9 Sekolah Terkait Terorisme

Kepala BNPT Suhardi Alius
Sumber :
  • Daru Waskita/ VIVA.co.id

VIVA.co.id - Badan Nasional Penanggulan Terorisme siap mengklarifikasi tudingan Pemerintah Turki, mengenai adanya sembilan lembaga pendidikan di Indonesia terkait dengan organisasi Fethullah atau FETO, yang mereka sebut sebagai jaringan teroris sehingga memintanya untuk ditutup.

Kunjungan ke Luar Negeri, Prabowo Subianto Akan ke China dan Bertemu Xi Jinping
 
Kepala BNPT, Komjen Pol. Suhardi Alius, mengatakan sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan kebenaran sembilan sekolah itu dengan terorisme.
Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme
 
"Permasalahannya kan beda, yang diminta ditutup kan lembaga pendidikan. Sedangkan terorisme beda," katanya di sela-sela acara pelantikan pengurus wilayah Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia dan Syawalan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia di Kampus Aisyiyah, Yogyakarta, Minggu, 31 Juli 2016.
Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden
 
Menurutnya, BNPT akan memverifikasi terlebih dahulu sembilan sekolah itu. Setelah mendapatkan kepastian ada tidaknya kaitan, baru lembaga ini akan komunikasi dengan Kementrian Luar Negeri RI sebagai penghubung antar pemerintah.
 
"Di sini itu kan lembaga pendidikan. Jadi tidak perlu terburu-buru," jelasnya.
 
Suhardi setuju dengan pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang menyatakan Indonesia punya sistem politik bebas aktif, sehingga pemerintah negara manapun tak bisa melakukan intervensi.
 
Berdasarkan catatan BNPT, 9 sekolah yang disebutkan Turki ini, belum ada temuan ada yang memiliki kaitan dengan jaringan teroris manapun.
 
"Tapi yang jelas sejauh ini belum ada indikasi ke arah terorisme," terangnya.
 
Feto adalah organisasi yang dipimpin Fethullah Gullen. Gullen dituding sebagai perencana upaya kudeta Presiden Erdogan. Dalam keterangannya, Kedutaan Besar Turki mengungkapkan, ada sejumlah sekolah di Indonesia, yang diduga terkait dengan organisasi teroris ini.
 
"Kami telah lama mengungkapkan keprihatinan tentang kegiatan organisasi teroris Feto di Indonesia ke pejabat Indonesia," tulis kedutaan Turki dalam keterangannya yang dikutip VIVA.co.id, Jumat, 29 Juli 2016.
 
Seperti diketahui, sekelompok militer Turki berupaya melakukan kudeta di negara itu pada 16 Juli 2016. Namun, kudeta itu berhasil digagalkan tentara pro pemerintah. Dalam peristiwa itu, seorang jenderal terbunuh dan sedikitnya 754 tentara telah ditangkap.
 
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebutkan, para pihak yang terlibat dalam upaya kudeta itu akan mendapatkan ganjaran setimpal atas kekacauan yang mereka timbulkan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya