BNPT Antisipasi Jaringan Santoso di Jawa dan Bima

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Sumber :
  • ANTARA/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang baru, Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius, berjanji akan melanjutkan berbagai program yang sudah dicanangkan sebelumnya oleh Jenderal Tito Karnavian, saat masih menduduki jabatan tersebut.

Hard Gumay Ramal Kasus Hukum Chandrika Chika, Warganet: Gila, Ilmunya Dalem Banget

Suhardi mengatakan, masalah utama terorisme adalah ideologi. Walau tidak mudah, maka penanganannya tetap akan dilakukan dengan program deradikalisasi dan antiradikalisasi. Untuk menyukseskan program ini, dibutuhkan merangkul organisasi dan lembaga swadaya masyarakat.

Terkait menyebarnya jaringan Santoso, seperti yang disebutkan Kapolri, ada di Jawa dan Bima, Suhardi berencana melakukan berbagai pendekatan dengan menggandeng tokoh masyarakat.

Galih Loss sudah Minta Maaf soal Video 'Serigala', Polisi beri Jawaban Menohok

"Pak Tito sudah membuat satu gerakan juga, pendekatan kepada masing-masing dengan lintas pemimpin spiritual, termasuk yang lintas agama juga akan kita libatkan. Termasuk ormas-ormas yang punya pengaruh akan kita libatkan semua untuk kebaikan," jelas Suhardi usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 20 Juli 2016.

Pelibatan tokoh masyarakat menurutnya bisa efektif menangkal ideologi kekerasan yang dilakukan kelompok teroris. Sebab, tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Sementara untuk berbicara mengenai ajaran agama, pihaknya akan mempercayakannya pada ulama.

4 Sosok Jenderal Bintang 4 Kelahiran Tanah Sunda, Pernah Jadi KSAD dan Panglima TNI

"Tidak mungkin kita bicara masalah agama. Yang pantas bicara masalah agama ya ulama. Itu yang akan kita kedepankan. Tentunya berpengaruh ke sana, untuk mengajak kembali masyarakat kita supaya berpikiran yang jernih, konsep jihad yang baik gimana yang sebenarnya dalam Islam," jelas mantan Kabareskrim ini.

Selain itu, pihaknya juga akan mengedepankan penggunaan perangkat teknologi.

Cara ini diharapkan mampu menangkal setiap gerakan radikal di Indonesia, sehingga pihaknya bisa mendeteksi rencana dan lokasi serangan teroris.

"Saya akan back up semua apa yang dijalankan Pak Tito selama ini, dan akan dilaksanakan untuk lebih meningkatkan daya tangkal kita untuk terorisme," jelas Suhardi.

Sebelumnya, Suhardi Alius diambil sumpahnya oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, untuk menggantikan Jenderal Tito Karnavian. Pelantikan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Rabu pagi, 20 Juli 2016.

Pengangkatan Suhardi tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 70/TPA Tahun 2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama Dalam Jabatan BNPT.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya