Mantan Kapolri Era BJ Habibie Kirim Pesan ke Tito Karnavian

Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Roesmanhadi
Sumber :
  • VIVA.co.id / Syaefullah

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo Rabu kemarin telah melantik Jenderal Polisi Tito Karnavian sebagai Kepala Kepolisian RI yang baru, menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang masuk masa pensiun. Banyak yang berharap Tito dapat menyelesaikan sejumlah persoalan yang ada di Korps Bhayangkara sekaligus membuat Polri berkinerja lebih baik lagi.

Tito Karnavian: Istri Kedua Santoso Ditangkap di Pegunungan

Salah satu yang berharap adalah mantan atasan Tito, Jenderal (Purn) Roesmanhadi. Dia merupakan Kapolri selama 1998-2000 atau saat era Presiden BJ Habibie.

"Yang harus segera di selesaikan masalah kultur, pelayanan, dan masalah penegakan hukum," kata Roesmanhadi kepada VIVA.co.id di Jakarta, Kamis, 14 Juli 2016.

Jenderal Tito: Kelompok Santoso Semakin Melemah

Roesmanhadi yakin, di bawah pimpinan Tito, Polri akan lebih baik dan dapat memberikan pelayanan lebih maksimal kepada masyarakat di seluruh tanah air.

"Saya kira (dia) mampu. Dia mempunyai kemampuan yang baik. Dari segi pendidikan pun diakui baik. Tito dulu Sekretaris Pribadi saya," ungkap Roesmanhadi.

Alasan Tito Karnavian Pilih Suhardi Jadi Bos Pembasmi Teror

Menurut dia, Tito akan lebih mengutamakan tindakan preventif dibandingkan dengan represif. "Utamanya yaitu pembinaan-pembinaan kepada masyarakat akan lebih banyak dan ditingkatkan lagi," ujarnya.

Tito diangkat melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 48 tahun 2016 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kapolri. Pelantikan itu langsung dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Tito adalah perwira tinggi kepolisian kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964 (51 tahun). Sejumlah prestasi ia ukir, seperti masuk di tim Bareskrim Polri dalam melumpuhkan teroris nomor wahid di Indonesia, Dr. Azhari, di Batu, Malang, Jawa Timur.

Dalam urusan terorisme, Tito juga pernah menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Polda Metro Jaya. Lalu pada konflik Poso, ia memimpin tim dan sukses membongkar konflik tersebut termasuk meringkus orang-orang terlibat. Pada 2009, Tito juga terlibat dalam tim yang berhasil menangkap teroris Noordin M Top.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya