Ke Malang, Jangan Lupa Koleksi Boneka Yuk Jum dan Lek Min

Boneka Lek Min, asal Kota Malang Jawa Timur. Boneka menjadi oleh-oleh khas Kota Malang bagi setiap orang yang berkunjung ke daerah ini, Rabu (6/7/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/D A Pitaloka

VIVA.co.id – Boneka Yuk Jum dan Lek Min sepintas tak berbeda dengan boneka tokoh kartun tenar yang lain. Matanya digambarkan bulat dan lebar serta senyum di bagian wajah yang membuat gemas para penggemar boneka.

Rekomendasi Oleh-oleh Khas Bali yang Jangan Sampai Terlupakan, Awet dan Kekinian

Bedanya, boneka Yuk Jum dan Lek Min sering menggunakan baju batik khas Malang. Pemiliknya menyebut boneka Malangan itu banyak dipesan untuk oleh-oleh dari Malang.

"Bonekanya saya beri nama Yuk Jum dan Lek Min, itu nama panggilan perempuan dan laki-laki yang dulu banyak ada di Malang,” kata Sulikah Handayani, pembuat boneka Yuk Jum dan Lek Min, Rabu 6 Juli 2016.

Ramadhan di Singapura: Takjil Lezat dan Oleh-oleh Berlimpah, Ini Tempatnya!

Yuk Jum adalah boneka wanita yang diciptakan sejak satu tahun terakhir. Kepanjangannya adalah Juminten. Terdapat informasi tentang asal usul nama Yuk Jum yang menempel pada badan boneka.

Sementara itu, Lek Min adalah boneka laki-laki, juga berusia satu tahun. Keduanya memiliki panjang sekitar 27 sentimeter. “Ide membuat Yuk Jum dan Lek Min ini karena saya ingin membuat boneka khas dari budaya sebutan di Malang. Awalnya sempat berpikir tentang topeng, tapi agak susah karena karakternya banyak. Jadi saya mencoba mencari karakter sendiri,” katanya.

Pulang dari Jepang, Ria Ricis Berikan Langsung Oleh-oleh ke Teuku Ryan

Satu tahun terakhir, pelanggan Yuk Jum dan Lek Min, menurut dia, banyak didominasi pusat oleh-oleh di Malang. Boneka yang dijual dengan harga grosir sebesar Rp40 ribu itu mengalami peningkatan pesanan hingga 40 persen selama Ramadan hingga Lebaran. Permintaan dari sejumlah pusat oleh-oleh mulai masuk beberapa bulan terakhir.

“Mereka ini selalu pesan sepanjang tahun, tetapi menjelang Ramadan permintaan naik 40 persen, mereka ingin memperbanyak stoknya," katanya.

Masing-masing pusat oleh-oleh memesan boneka Lek Min dan Yuk Jum yang berbeda. Kini wanita yang mulai merintis usaha boneka sejak 2010 itu memiliki sekitar lima desain boneka Lek Min dan Yuk Jum.

Ada desain boneka yang menggunakan celana panjang, ada boneka Yuk Jum degan rambut bersanggul dan mengenakan batik, atau Lek Min yang menggunakan topi rimba dan celana cargo khas untuk berpetualang.

“Kalau ukuran sosok bonekanya tetap. Bedanya hanya di aksesori dan tulisan pada baju atau pernik yang mereka gunakan,” katanya.

Selain membuat Yuk Jum dan Lek Min, pemilik merek Kibo itu juga memproduksi bantalan leher dan banyak boneka karakter yang terinspirasi dari karakter kartun milik Disney dan yang lain.

Menurut dia, banyak pusat oleh-oleh yang gemar memesan boneka karena karakter Malang yang kuat. Berikutnya, ibu rumah tangga lulusan SMK itu sedang berencana membuat karakter kakek dan nenek dengan panggilan khas Malang.

“Saya masih memiliki sejumlah desain, tapi harus diirit keluarnya biar tidak kehabisan stok. Saya juga harus riset untuk lagi untuk mencari referensi tambahan tentang nama panggilan kepada kakek dan nenek di Malang. Emak itu bukan untuk nenek, tetapi untuk kata ganti ibu atau mama,” kata Sulikah membenarkan salah kaprah yang terjadi tentang sebutan emak.

Meskipun, kendala tenaga kerja masih menjadi masalah yang harus diatasi jika ingin memproduksi dalam jumlah lebih banyak. Sebab, ada banyak permintaan yang tak bisa ditangani dengan pekerja yang sedikit. Pendapatannya belum bisa membayar pekerja dengan upah layak .

“Pekerja saya tahun ini sedikit, jadi pesanan yang bisa saya ambil juga berkurang dibanding Lebaran tahun lalu. Ini saja saya dibantu adik, yang kemarin banyak yang keluar. Jadi, harus mencari lagi dan membelajari lagi,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya