YLKI: Kemacetan di Tol Brebes, Pengguna Dirugikan

Foto Ilustrasi pemudik menunggu antrean.
Sumber :
  • Viva.co.id/Ferry Damayanti

VIVA.co.id – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pemerintah dan Kepolisian kurang sigap mengantisipasi kemacetan saat mudik Lebaran, khususnya di ruas tol Brebes Timur.

Satgas COVID-19: Efek Mudik Lebaran Baru Terlihat 2-3 Minggu Lagi

Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, hal itu terrbukti dari parahnya kemacetan Jakarta-Brebes, yang ditempuh puluhan jam, pada Sabtu-Minggu kemarin.

Selesainya beberapa ruas tol yang digadang-gadang bisa mengatasi kemacetan parah saat mudik Lebaran 2016, juga tidak mengatasi persoalan. 

Lonjakan Kasus COVID-19 Usai Lebaran, Menkes Siapkan Kondisi Terburuk

"Yang terjadi saat ini hanyalah memindahkan kemacetan belaka. Dulu kemacetan di ruas Cikampek dan Palikanci, sekarang berpindah ke Brebes Timur," kata Tulus melalui keterangannya, Senin 4 Juli 2016.

Menurut dia, persoalan kemacetan ini terjadi karena Kepolisian masih kurang progresif dalam melakukan rekayasa manajemen lalu lintas, terutama di pusat kemacetan, seperti pintu exit Brebes Timur.

Jelang Lebaran, Ini Pesan Gubernur Jabar untuk Pemudik

"Seharusnya, pengelola tol dan Kepolisian bisa memaksa pengguna tol untuk tidak keluar di exit Brebes Timur saja. Atau ruas tol Brebes Timur ditutup saja, sampai kondisi lalin mencair," tuturnya.

Selain itu, kata Tulus, Kementerian Perhubungan seharusnya berani melakukan tindakan ekstrem, misalnya menggratiskan tarif tol untuk mencairkan kemacetan. Apalah gunanya tol Brebes Timur yang didesain untuk melancarkan arus barang dan manusia, tetapi justru sebagai salah satu titik kemacetan terparah.

"Ini namanya kemacetan berbayar, dulu macet total di jalan Pantura, kita tidak bayar, karena jalan non tol. Sekarang, kemacetan berpindah di tol, berbayar. Konsumen dirugikan dua kali. Dan, akhirnya hanya pengelola tol yang diuntungkan," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya