Imunisasi Jadi Percuma karena Vaksin Palsu

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • Syaefullah/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Peredaran vaksin palsu membuat resah masyarakat. Apalagi, vaksin palsu ini disebut telah beredar luas selama kira-kira 10 tahun. DPR RI menyayangkan mengapa kasus ini tak segera terungkap.

WHO Temukan Vaksin Palsu COVID-19 di India dan Afrika

"Tindakan pemalsuan vaksin ini telah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun. Kita tentu merasa kecolongan, mengapa baru sekarang bisa terungkap," kata anggota Komisi IX DPR RI, Verna Inkiriwang, dalam pesan tertulisnya, Minggu 26 Juni 2016.

Menurut catatan Verna, temuan ini menjadi masalah besar karena berdasarkan data Global Burden of Disease (2010) dan Health Sector Review (2014), penyakit menular di Indonesia masih terus meningkat. Ia menyebutkan penyakit ISPA, pneumonia, hepatitis, dan lain-lain.

Lebih 2.500 Warga India Jadi Korban Vaksin COVID-19 Palsu

"Imunisasi diharapkan bisa menjadi solusi untuk menekan angka penyakit menular yang tinggi ini. Namun, semua hanya menjadi mimpi belaka bila yang digunakan adalah vaksin palsu," ujar Verna.

Menurut politikus Fraksi Partai Demokrat ini, selain pengawasan, penindakan, dan kehati-hatian masyarakat, pihak pelayanan kesehatan juga tidak bisa asal membeli vaksin murah.

Jual Vaksin COVID-19 Palsu, 80 Orang Diamankan Polisi China

"Jangan tergiur dengan harga murah namun keasliannya diragukan," tutur Verna.

Ilustrasi vaksinasi COVID-19

Hoaks, WHO Temukan Vaksin COVID-19 Palsu di Indonesia

Beredar informasi di media massa yang menyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan vaksin COVID-19 palsu di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 Agustus 2021