Soal Vaksin Palsu, Menkes Sarankan Imunisasi Ulang

Vaksin palsu yang ditemukan polisi.
Sumber :
  • Syaefullah/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Terbongkarnya produksi oleh Bareskrim Mabes Polri mengejutkan masyarakat, terutama kalangan ibu-ibu. Mereka khawatir vaksin-vaksin ini telah dipakai untuk anak-anak dan bisa membahayakan jiwa.

Hoaks, WHO Temukan Vaksin COVID-19 Palsu di Indonesia

Kekhawatiran ini langsung menjadi sorotan Menteri Kesehatan dan juga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 
 
"Kami mendukung penegakan hukum, dan jika terbukti fasilitas kesehatan terlibat, tentunya akan diberi sangsi sesuai perundangan yang berlaku," kata Ketua Umum IDAI, Aman Pulungan, saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan RI,  Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Juni 2016.

Menurut Aman, bahwa efek samping pasca imunisasi tergantung jenis vaksin dan pemberiannya.

WHO Temukan Vaksin Palsu COVID-19 di India dan Afrika

Meski demikian, baik Aman dan Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek sama-sama sepakat untuk menyarankan masyarakat yang tidak yakin dengan imunisasi sebelumnya agar melakukan imunisasi ulang.

"Untuk anak yang tadi kena vaksin palsu, saya minta untuk divaksin ulang. Kita harus memberi vaksin ulang," kata Nila.

Lebih 2.500 Warga India Jadi Korban Vaksin COVID-19 Palsu

Ditambahkan Nila, dampak dan kerugian terbesar dari vaksin palsu itu adalah anak menjadi kebal terhadap fungsi vaksinasi. Aman lalu meminta untuk para ibu-ibu untuk melapor ke dokter anak setempat. 

"Kalau ada data KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) tolong laporkan, kita akan melakukan catch up imunisasi (melengkapi atau mengejar imunisasi agar tercapai kadar perlindungan optimal)," kata Aman.

"Semua dokter anak sudah tahu catch up imunisasi. Kejar Imunisasi bisa kapan saja dilakukan, kalau tidak imunisasi, kita harus kejar." ujar dia.

Hal ini di dukung Menteri Kesehatan ,"Kita harus catch up, memberikan kembali imunisasi agar kekebalan dicapai sempurna oleh seorang anak. Himbauan kami baik ibu-ibu, dokter anak, dengan terbuka memberi informasi dan imunisasi kembali, kalau anak dapat vaksin palsu," ujar Nila.

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan, Maura Linda Sitanggang, menambahkan mengungkapkan bahwa rumah sakit yang menerima vaksin palsu itu akan ditelusuri. Dia juga meminta masyarakat yang mencurigai peredaran vaksin palsu bisa menghubungi dokter anak, minta penjelasan supaya bisa tenang.

(ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya