Di Maluku, Ada Kelompok Power Rangers Berantas Buta Alquran

Anak-anak desa di Maluku saat belajar mengaji bersama tim 'Power Rangers'. Kelompok ini sukarela berkeliling desa untuk mengajarkan membaca alquran secara gratis.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Angkotasan

VIVA.co.id – Sekelompok anak muda di Maluku yang menamai dirinya Power Rangers, menjadi pahlawan bagi anak-anak dan orangtua di daerah itu. Tanpa pamrih, pasukan dari berbagai latar profesi ini memilih misi untuk memberantas buta Alquran di desa-desa.

Indah Luar Bisa Pulau Tak Berpenghuni Andranan di Maluku

Ya, dengan gigih anak-anak muda yang beberapanya berprofesi sebagai satpam, office girl, honorer, pegawai swasta hingga ke pegawai negeri sipil ini kerap keluar masuk desa.

Lalu dengan tulus mereka memberikan pelajaran mengaji hingga ke menunaikan salat secara gratis kepada anak-anak di desa yang disinggahi.

Wow, Akan Ada Hotel Apung di Pantai Ngurbloat Maluku

"Sudah banyak desa yang kami singgahi dan mengumpulkan anak-anak khusus SD dan SMP lalu mengajarkan mereka baca alquran dengan baik dan benar," kata seorang anggota Power Rangers, Zarkasih di Ambon, Kamis 16 Juni 2016.

Kemunculan Power Rangers, menurut Zarkasih, berawal dari kegelisahan dia dan teman-temannya saat mengunjungi salah satu desa yang ada di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Ternyata, tidak ada satu pun anak yang berada di musala untuk salat atau pun mengaji sebagaimana tradisi di bebrapa desa di Maluku.

Indahnya Jajaran Pantai di Pulau-pulau Kecil Maluku Tenggara

"Kami tanya ke anak-anak kenapa tidak mengaji, mereka jawab tidak ada guru. Orang tua sibuk dengan aktivitas pertanian, dan melaut dari pagi sampai petang, tak ada yang mengajarkan anak-anak mereka untuk mengaji," kata Zarkasih.

Jika pun ada Imam di masjid, lanjut Zarkasih, itu pun tidak mengajarkan untuk mengaji. Ia hanya menjadi pemimpin saat menunaikan salat saja.

Di desa lainnya, tambah Zarkasih, ternyata untuk mendatangkan guru mengaji, butuh biaya yang mahal, para guru mengaji mematok harga yang sulit dijangkau orang tua yang ada. "Di desa lainnya pernah mereka menyewa guru mengaji dengan gaji Rp2 juta perbulan. Sementara pendapatan mereka kecil, jadi tidak mampu membayar gaji guru mengaji," katanya.

Atas itulah, Zarkasih dan rekannya berinisiatif untuk membaghi waktu kerja mereka dengan menjadi pengajar ngaji bagi anak-anak di desa. Termasuk juga membantu memberikan infak dan sedekah bagi yang membutuhkan.

"Kami bukan organisasi resmi, tapi pemberian nama Power Ranggers itu karena kami bersentuhan dengan anak-anak. Nama itu juga spontan dipakai," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya