Kodam Udayana Bantah Isu Latih Ormas di Bali dengan Senjata

Peserta program Bela Negara berlatih menggunakan senjata api di Rumpin, Bogor, beberapa waktu silam.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Polemik latihan “Bela Negara,” yang akan diselenggarakan Kodam IX Udayana menuai polemik. Mencuat isu bahwa program ini akan disertai latihan persenjataan kepada para anggota organisasi masyarakat di Bali yang menjadi peserta.

Ustaz Somad Sebut Umat Beragama di Bali Hidup Berdampingan

Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Kolonel Infanteri J. Hotman Hutahaen, mengakui bahwa ormas besar yang sering bertikai di Bali, seperti Laskar Bali, Baladika Bali dan Pemuda Bali Bersatu (PBB), akan diikutsertakan dalam program tersebut. Pelatihan digelar berkat kerja sama Kodam Udayana dengan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Lindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Provinsi Bali.

Namun, dia membantah akan memberi pelatihan cara menggunakan senjata api. "Tidak ada kami berikan pelatihan senjata api untuk program Bela Negara nantinya," tegas Hotman, di Denpasar, Bali, Rabu 15 Juni 2016.

Polisi Akui RPG Tinggal 50 Unit dan Tak Pesan Baru

Menurut Hotman, tujuan pelatihan jelas melakukan pembinaan terhadap anggota ormas, agar mereka bisa menjadi warga negara yang baik. Selain itu, Bela Negara juga wajib diikuti jika ada panggilan negara, sesuai ketentuan dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, yang menyatakan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

"Wacana itu dulu pernah dibahas oleh Pangdam IX/ Udayana dan Gubernur Bali pada tanggal 4 Februari 2016 lalu. Ormas yang kita sasar seperti Baladika, Laskar Bali dan PBB. Terkait ormas, sebaiknya tanyakan kepada Kesbangpol karena kita hanya sebagai penyelenggara saja," kata Hotman. 

HUT ke-39, FKPPI akan Gelar Aksi Apel Bela Negara di Monas

Menurut Hotman, disasarnya ormas lantaran pada dasarnya mereka adalah warga negara Indonesia yang mempunyai hak ikut serta dalam upaya membela negara. Sementara terkait teknis perekrutannya, Kapendam menyerahkan semua pada Kesbangpolinmas selaku pihak penggagas acara.

Soal waktu penyelenggaraan, Hotman mengaku tergantung dari anggaran Pemerintah Provinsi Bali. "Untuk waktunya kita masih menunggu perubahan anggaran," papar dia.

Metodologi pelatihan yang akan digunakan sedapat mungkin diarahkan untuk mempertebal kecintaan terhadap negara. Program Bela Negara diharapkan mampu menciptakan manusia Pancasila, mempertebal kecintaan terhadap Tanah Air, dan meningkatkan wawasan kebangsaan.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya