Keluarga Korban Jembatan Ambruk di Lombok Tuntut Perusahaan

Ilustrasi/Proses pencarian korban ambruknya jembatan di Lombok Timur, Selasa (14/6/2016). Akibat kejadian ini, sebelas pekerja menjadi korban. Lima diantaranya tewas.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Kusnandar

VIVA.co.id – Sebuah konstruksi jembatan dengan ketinggian 12 meter dan panjang 25 meter ambruk di Desa Sukarteja, Kabupaten Lombok Timur, Selasa 14 Juni 2016. Akibatnya sebanyak 11 orang tertimbun reruntuhan puing dengan lima di antaranya ditemukan tewas.

Dak Beton Kian Populer untuk Atap Rumah, Perhatikan Ini Agar Tak Bocor

Sejauh ini, hingga Rabu 15 Juni 2016, sebanyak 10 korban telah dievakuasi. Hanya tersisa satu orang bernama Mulhuri (30 tahun) warga Sukarteja. Saat kejadian, menurut kesaksian rekannya ia berada di bawah jembatan.

"Pencarian masih berlanjut hari ini (Rabu, 15 Juni 2016). Banyaknya rangka besi dari sisa pengecoran jembatan membuat tim evakuasi cukup kesulitan," kata Kepala Kantor SAR Mataram, Nanang Sigit, Rabu 15 Juni 2016.

Warga Tak Lagi BAB Sembarangan, Kota Mataram Dapat Penghargaan

Jembatan penghubung antardesa ini, diketahui sedang dikerjakan oleh kontraktor CV Maronda dan CV Pilar Mandiri Lombok. Saat ini statusnya sedang dalam pengerjaan pengecoran dan pemadatan lewat campuran semen dan kerikil.

Namun entah kenapa, secara tiba-tiba, jembatan ini ambruk dan membuat sejumlah pekerja yang berada di sekitar jembatan tak sempat menghindar. "Kejadiannya sekitar pukul 14.30 WITA kemarin," ujar seorang pekerja.

Faktor Ini Paling Penting dalam Konstruksi Bangunan, Jangan Diabaikan

Hingga kemarin, kepolisian setempat menduga penyebab ambruknya jembatan tersebut karena kesalahan konstruksi bangunan yang dikerjakan pengembang. "Dugaan kuat adanya kesalahan pada konstruksi besi yang membentang pada jembatan, namun langsung dimasukkan material batu dan semen," ujar Kapolres Lombok Timur, AKBP Karsiman.

Tuntut Perusahaan
Terpisah, tangis duka masih melingkupi rumah keluarga korban ambruknya jembatan. Keluarga mengaku belum menerima kejadian itu dan berencana untuk menuntut perusahaan.

"Kami minta perusahaan bertanggung jawab atas kematian keluarga kami," kata Nurhasanah, kakak dari Yasirudin, korban tewas dari ambruknya jembatan.

Di bagian lain, keluarga juga mengaku bila sejak usai kejadian belum ada satu pun perwakilan dari perusahaan atau pun pemerintah setempat yang mendatangi mereka untuk menyampaikan dukacita.

Direncanakan, sejumlah korban tewas akan mulai dimakamkan pada Rabu 15 Juni 2016, sekira pukul 10.00 waktu setempat.

Herman Zuhdi/Mataram

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya