Penculikan Mahasiswi Yogya Berhasil Diungkap Kurang 24 Jam

Aparat Polda DI Yogyakarta merilis penangkapan penculik mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Kabupaten Sleman pada Selasa, 14 Juni 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

VIVA.co.id - Aparat Kepolisian Daerah (Polda) DI Yogyakarta mengungkap kasus penculikan seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Kabupaten Sleman. Korban ditemukan selamat dan pelaku berhasil ditangkap di sebuah hotel di Semarang pada Senin malam, 13 Juni 2016.

Viral Polisi Ganteng di TikTok, Bikin Kaum Hawa Meleleh dengan Pesonanya

Korban adalah Henny Retno Gumilar (23 tahun) mahasiswi Stikes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Aisyiah di Kabupaten Sleman. Pelaku tak lain adalah teman SMP dan SMA korban, yaitu ZS (23 tahun).

Korban dilaporkan hilang oleh kakak korban, Ismalikatun, pada Minggu, 12 Juni 2016. Pelaku penculikan meminta tebusan uang sebesar Rp34 juta.

Gadis Remaja yang Dibawa Kabur Duda Sadari Aksi Bejat Pelaku

Tak lama setelah menerima laporan itu, polisi segera menyelidiki dan menelusuri keberadan pelaku. Aparat memintai keterangan beberapa saksi dari tempat tinggal korban maupun kampus tempat korban kuliah.

Berdasarkan berbagai keterangan yang diperoleh petugas, korban dibawa ke Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tim berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk memastikan korban aman. Namun keluarga korban sempat menstransfer sejumlah uang kepada pelaku.

Culik dan Hamili Gadis Remaja di Cengkareng, Polisi Buru Wawan

"Kurang dari 24 jam sejak diketahui keberadaan pelaku dan korban di Semarang, petugas berhasil membekuknya di Hotel Reza Agata, Bandungan, Ambarawa," kata Wakil Kepala Polda DI Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Abdul Hasyim Ghani, pada Selasa, 14 Juni 2016.

Modus penculikan

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DI Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Hudit Wahyudi, menjelaskan bahwa pelaku dan korban sudah lama saling kenal karena pernah satu kelas. Pelaku diduga telah merencanakan upaya penculikan itu.

Sebelum menculik, pelaku mengatakan bahwa orang tua korban sedang sakit parah. Dia kemudian berpura-pura menawarkan diri mencarikan paranormal yang dapat menyembuhkan penyakit itu di daerah Bandungan, Semarang.

"Ternyata hal itu adalah akal-akalan pelaku untuk dapat menculik korban," kata Hudit.

Sebelum pergi ke Bandungan, pelaku dan korban lebih dulu janjian bertemu di daerah Prambanan. Sesampai di Bandungan, ternyata ponsel korban diambil sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan keluarganya. Pelaku lalu meminta tebusan uang jika ingin korban kembali selamat.

"Pelaku mengancam kalau tidak menyerahkan tebusan akan diserahkan ke bosnya yang seorang germo. Pelaku mengaku bekerja sebagai tukang tagih," kata Kepala Sub Direktorat I Keamanan Negara Polda DI Yogyakarta, Ajun Komisaris Besar Polisi GM Saragih.

Pelaku sendirian melakukan kejahatan itu. Berdasarkan keterangan tersangka, dia nekat menculik karena terdesak kebutuhan ekonomi. Polisi menyita dua unit ponsel dari pelaku.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya