Razia Busana Ketat, Petugas Tak Berani Tegur Istri TNI

Razia busana ketat di Aceh, Rabu (25/5/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zulfikar Husein

VIVA.co.id - Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) Kota Lhokseumawe, Aceh, menggelar razia busana ketat di Depan Taman Riyadhah Lhokseumawe, Rabu 25 Mei 2016.

Pakai Celana Ketat, Polwan Kena Razia Busana di Aceh

Razia menjerat puluhan perempuan berpakaian ketat dan pria bercelana pendek. Razia dimulai pada pukul 10.00 Wib.

Razia yang menyasar warga berpakaian tidak sesuai dengan busana muslimah tersebut, turut dibantu oleh sejumlah anggota Kepolisian Resor Lhokseumawe.

Biaya Ultah Cucu SYL Minta Di-reimburse Kementan, Pegawai Menolak Terancam Dimutasi

Sejak digelar, puluhan warga didominasi kaum perempuan terjaring dalam razia tersebut. Perempuan yang kedapatan menggunakan celana, langsung dihentikan, lalu didata dan dinasihati oleh pihak petugas polisi syariat. Beberapa di antaranya, bahkan dipakaikan kain sarung.

Saat razia sudah berjalan sekitar satu jam, seorang perempuan menggunakan celana jeans yang duduk di belakang seorang pria menggunakan seragam TNI dan berkendara sepeda motor, tidak dihentikan. Petugas Satpol PP dan WH terlihat seolah tidak melihat pengendara tersebut.

Jaksa Sebut SYL Bayar Tagihan Kartu Kredit Ratusan Juta Pakai Uang Hasil Korupsi di Kementan

"Razianya diskriminatif, masak seorang wanita berpakaian ketat bersama anggota TNI tidak berani disetop, padahal mereka berhenti di dekat petugas yang sedang razia, beli sesuatu," ujar Khaidir, salah seorang warga Lhkokseumawe yang ada saat razia berlangsung.

Menurutnya, hal tersebut bukan yang pertama terjadi, pihak Satpol PP memang tidak pernah berani menghentikan dan menegur istri TNI yang kedapatan menggunakan busana tidak sesuai syariat.

"Ya begitulah, hukum tajam ke bawah, sementara ke atas tumpul," kata Khaidir.

Saat dimintai konfirmasi oleh VIVA.co.id, Kepala Satpol PP dan WH Kota Lhokseumawe, Irsyadi, berdalih pelanggar bersama seseorang menggunakan seragam TNI tersebut bukan muslim. Kata Khaidir, bisa saja anggotanya di lapangan mengenal dan orang tersebut merupakan non muslim, sehingga tidak dihentikan.

"Jadi begini, saya juga belum konfirmasi dengan anggota dan saya juga enggak lihat. Mungkin ada orang yang dikenal ia non muslim, mungkin itu," ujar Irsyadi.

Saat disampaikan bahwa yang bersangkutan juga terlihat memakai jilbab, Irsyadi mengaku saat ini di Aceh, ramai warga non muslim juga ikut menggunakan jilbab. Hal itu, katanya karena pengaruh budaya dan adat istiadat di Aceh.

Ia mengatakan, kegiatan razia tersebut merupakan kegiatan rutin pihak Satpol PP dan WH Lhokseumawe. Razia digelar dalam rangka penegakan Qanun nomor 11 tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam dan penerapan aturan Wali Kota Lhokseumawe nomor 2 tahun 2013 tantang Larangan Duduk Mengangkang.

Penegakan Syariat Islam tidak pandang bulu, termasuk juga lembaga yang melaksanakan, tidak hanya lembaga pemerintah. "Termasuk, lembaga swasta, semua umat Islam wajib menegakkan syariat Islam," kata Irsyadi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya