Megawati Ungkap Kisahnya Jadi Mahasiswi Unpad

Megawati Soekarnoputri terima gelar Doktor Honoris Causa Universitas Padjadjaran, Rabu (25/5/2016).
Sumber :
  • Suryanta Bakti

VIVA.co.id – Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri, mengaku terharu sekaligus bangga dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa di bidang politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran. Mega terkenang masa mudanya berdiri di tempat yang sama, namun beda status.

Ketua DPR: Wajar Megawati Bergelar Doktor Honoris Causa

"Saya terharu sekaligus bangga. Keseluruhan kenangan saya pun kembali pada peristiwa pertama ketika saya dilantik sebagai mahasiswi di tempat ini," ujar Mega saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan gelar di Grha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Rabu, 25 Mei 2016.

Mega melanjutkan kisah, peristiwa itu terjadi 51 tahun lalu. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu tercatat sebagai mahasiswi Unpad pada 1965.

Pujian Yusril untuk Megawati Soekarnoputri

"Oleh Bung Karno, saya diharuskan masuk ke Fakultas Pertanian, sebab urusan pangan merupakan urusan mati hidupnya bangsa," ujar Mega.

Mega mengaku sebenarnya tak tertarik jurusan kuliah yang dipilih Bung Karno itu. Dia lebih menyukai jurusan psikologi.

Tiga Lobi Tingkat Tinggi Kala Mega Jadi Presiden

"Meskipun saya sangat tertarik pada ilmu psikologi, namun Bung Karno sangat kokoh dan meyakinkan saya untuk memasuki dunia yang menjadi mata pencaharian terbesar seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.

Mega pun luluh mengikuti kehendak sang ayah. Akhirnya, kata Mega, melalui praktik membumikan ilmu pertanian secara langsung, bersama para petani, dia tidak hanya mengerti secara ideologis tentang hakekat kedaulatan pangan.

Menurut dia, melalui ilmu pertanian dapat dipahami bahwa fundamen terpenting bagi bangsa Indonesia untuk maju, antara lain diukur dari kemampuan untuk berdiri di atas kaki sendiri di bidang pangan bagi rakyatnya.

"Bagi saya, ilmu pertanian menjadi jalan kerakyatan yang terbuka lebar untuk memahami keseluruhan perikehidupan rakyat Indonesia."

Menurut dia, hakekat politik sejatinya adalah membangun peradaban yang berangkat dari realitas kehidupan rakyatnya.

"Petani adalah gambaran nyata wong cilik, di mana seluruh keberpihakan politik seharusnya ditujukan kepadanya. Inilah kesadaran yang muncul ketika saya belajar di kampus ini," kata Mega.

Namun, malang tidak dapat ditolak. Badai politik yang terjadi pada tahun-tahun itu, akhirnya berimbas pada status kemahasiswaannya. Hanya dua tahun kesempatan bagi Mega untuk belajar di Universitas Padjadjaran.

"Kesemuanya memaksa saya untuk tidak melanjutkan kuliah di kampus ini," kata Mega.

Namun demikian, peristiwa itu membuat mentalnya ditempa untuk belajar memahami dan bertahan pada keyakinan terhadap ideologi, dalam arti yang sesungguhnya.

"Peristiwa yang saya alami di kampus inilah yang kemudian membentuk saya menjadi seorang politisi dan memilih untuk terus mengorganisir rakyat melalui jalan kepartaian," ujar Ketua Umum PDI Perjuangan itu.

Di tengah pidato itu, Mega menyebut nama Iwan Abdurrahman yang juga hadir. Pria yang diperkenalkan sebagai teman kuliahnya itu kemudian berdiri.

"Masa-masa mapras atau ospek dan kuliah, ada teman-teman satu angkatan yang hadir. Salah satunya Iwan Abdurahman, ojek sepeda saya ke Ciumbuleuit," kata Mega.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya