FPI Bubarkan Sekolah Marx di Kampus ISBI Bandung

Massa FPI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Aksi pembubaran acara diskusi oleh ormas Front Pembela Islam (FPI) kembali terjadi. Kali ini, acara Sekolah Marx yang diselenggarakan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Daunjati Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jawa Barat, diintervensi FPI dengan tudingan kegiatan itu meruntuhkan NKRI dan anti-Pancasila. 

 Ipda M Yusmin Ohorella Dituntut 6 Tahun Penjara

Aksi pembubaran ini dilakukan saat sesi pertemuan terakhir, dengan tema ‘Memahami Seni Lewat Pemikiran Karl Marx’, yang digelar Selasa, 10 Mei 2016.

Kegiatan sekolah sebenarnya sudah berjalan mulai Februari 2016 lalu. Sekolah Marx ini juga diadakan atas persetujuan pihak lembaga ISBI Bandung, di bawah Wakil Rektor I, Benny Yohannes.

Ritual Cari Berkah Nyi Roro Kidul, Ramai Tagar Bebaskan Briptu Fikri

"Ini sudah sejak Februari, ini sudah pertemuan ke-10, dan harusnya penutupan," ujar Mohamad Chandra Irfan, Pemimpin Umum LPM Daunjati ISBI Bandung, saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu, 11 Mei 2016.

Menurut Chandra, ancaman pembubaran sudah dilayangkan FPI sehari sebelum pelaksanaan kegiatan. Ketua Pelaksana Sekolah Marx, Hilmie Zein, dihubungi seseorang yang mengaku dari pihak FPI, menanyakan mengenai Sekolah Marx. Saat itu, Hilmie menjelaskan bahwa kegiatan Sekolah Marx tidak jadi dilaksanakan karena pembicaranya tidak bisa hadir.

Habib Rizieq Kirim Bingkisan ke Edy Mulyadi, Apa Isinya?

"Pembicara yang seharusnya memberikan materi diundang menjadi pembicara di Universitas California, Amerika Serikat. Jadi hari itu tidak ada materi yang diberikan, sehingga harusnya penutupan," lanjut Chandra.

Diberi penjelasan demikian, penelepon itu tetap tidak percaya, dan menegaskan akan tetap datang dengan mengatasnamakan 11 ormas Islam se-Jawa Barat. 

Kemudian pada pukul 08.00 WIB, pihak kepolisian datang ke kampus ISBI Bandung, dan menemui pihak lembaga bahwa akan ada ormas FPI datang ke kampus. Sesaat kemudian, anggota ormas FPI datang satu persatu ke dalam kampus dan mulai mengadakan dialog dengan pihak lembaga terkait kegiatan Sekolah Marx.

Baru sekitar pukul 11.00, pihak FPI mulai melakukan dialog dengan LPM Daunjati selaku penyelenggara acara. Saat itu, kata Chandra, nada bicara mereka mulai meninggi. "Sambil mengeluarkan suara dengan beragam tudingan, teriak 'NKRI harga mati!', 'anda tidak percaya Pancasila!' 

Lalu, Chandra menjelaskan bahwa kegiatan Sekolah Marx tidak berupaya membangun gerakan politik, tapi digelar atas nama ilmu pengetahuan. 

Selepas itu, kembali terjadi adu argumen antara Chandra dan beberapa anggota ormas FPI, karena meminta acara segera dibubarkan. Bersikeras menolak pembubaran acara, Chandra tetap menjelaskan bahwa acara ini sudah disetujui pihak kampus. "Saya bilang, anda siapa mengusir orang seenaknya? Saya anak kampus ini."

Kemudian, jelas Chandra, pihak kepolisian yang ada di situ berusaha melerai perdebatan yang terjadi dengan meminta Chandra dan rekan-rekannya meninggalkan lokasi acara. Namun, permintaan ini juga sulit dipenuhi, karena mereka merupakan mahasiswa ISBI yang sehari-harinya menuntut ilmu disana.

"Keluar ke mana? Saya anak kampus ini, masa saya harus keluar?," ucap Chandra menuturkan peristiwa yang dialaminya.

Akhirnya, FPI kembali mendatangi kantor lembaga kampus dan mendesak acara tersebut dibubarkan. Demi membubarkan ormas FPI dari lingkungan kampus, lembaga menyetujui permintaan mereka dan menyatakan kegiatan Sekolah Marx dihentikan.

“Namun, kami (LPM Daunjati ISBI Bandung) tidak akan mengeluarkan pernyataan bahwa kegiatan Sekolah Marx dibubarkan," tegas Chandra.

Untuk itu, LPM Daunjati ISBI Bandung tetap akan menggelar sesi kegiatan terakhir yang sempat tertunda, dengan menghadirkan pemateri yang sebelumnya berhalangan hadir. Kegiatan nanti digelar untuk seremonial penutupan Sekolah Marx yang sudah berjalan tiga bulan terakhir. "Iya, pertemuan terakhir diundur ke 18 Mei 2016 nanti," ucap Chandra.

Chandra bilang, LPM Daunjati ISBI Bandung juga mengutuk tindakan represi yang dilakukan ormas FPI, dan menyayangkan sikap lembaga ISBI Bandung yang tidak bisa memertahankan kebebasan mimbar akademik di dalam kampus. Chandra juga menyayangkan tindakan polisi yang tidak bisa mencegah terjadinya aksi represi ini. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya