NU Perkenalkan Islam Nusantara ke Ulama Dunia

International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) di JCC
Sumber :
  • VIVA/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Nahdlatul Ulama memperkenalkan wajah Islam nusantara kepada para peserta International Summit of Moderate Islamic Leaders (ISOMIL), di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa, 10 Mei 2016. Perhelatan tersebut, diikuti peserta dalam negeri maupun mancanegara.

Islam Nusantara Salat Berlatar Belakang Salib, Cek Faktanya

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, menegaskan Islam Nusantara bukan aliran baru, sektarian, atau bahkan agama baru, melainkan cermin perpaduan Islam yang ada di Indonesia.

"Pertemuan ISOMIL tadi kita memperkenalkan wajah Islam nusantara. Ini merupakan tipologi keislaman penduduk nusantara, bagaimana Islam melebur dengan budaya, tradisi, puncaknya sinergi dengan nasionalisme," ujar Said kepada awak media.

Banyak Manuskrip Islam Pakai Aksara Pegon, RI Akan Digitalkan ke Dunia

Sebagai informasi, ISOMIL ini merupakan pertemuan lanjutan dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang diselenggarakan bulan Maret lalu. Pada saat itu, KTT OKI mempertemukan 57 kepala negara dari organisasi internasional yang berdiri sejak tahun 1969 silam.

"Masalah mendasarnya mengenai persoalan konflik di Timur Tengah untuk mencari titik temu, berbicara mimpi dengan realitas lahirnya negara berkebangsaan. Alhamdulillah, tawaran Islam Nusantara ini disambut dengan baik. Bahkan, mereka ingin mengadakan acara serupa di negara mereka," kata Said.

NU: Indonesia Jadi Kiblat Umat Islam saat Timur Tengah Berkonflik

Dia melanjutkan, Islam Nusantara lahir berdasarkan empat semangat (spirit), yakni spirit agama, spirit nasionalisme, spirit kebhinekaan, dan tentunya mengedepankan spirit kemanusiaan. Islam nusantara ini juga mencirikan kalau Islam ramah, seperti sesungguhnya dan ciri dari penduduk Indonesia.

"Padahal saya menyampaikannya agak pedas, tapi semuanya disambut positif, tidak marah. Mereka memang demikian apa adanya yang membutuhkan titik terang dari masalah dasar Timur Tengah," kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya