Keluarga Minta Empat Sandera Abu Sayyaf Lainnya Dibebaskan

Para sandera WNI yang dibebaskan Abu Sayyaf.
Sumber :
  • Capture tvone.

VIVA.co.id – Melati Ginting (52 tahun) ibunda dari juru Mudi Kapal TB Henry, Mochammad Ariyanto Misnan yang diduga menjadi tawanan kelompok militan Filipina Abu Sayyaf, mengaku tidak mendapatkan kabar terkait 10 orang WNI yang dibebaskan hari ini.

RI Upayakan 2 WNI Sandera Abu Sayyaf Bisa Cepat Pulang

Menurut Melati, keluarga tidak mendapatkan informasi apa pun dari pihak pemerintah terkait pembebasan 10 WNI yang dilepas kelompok Abu Sayyaf tersebut.

Namun demikian, sejak putus komunikasi dengan anaknya itu, ia hanya mencari kabar putranya melalui media massa. Khususnya, pemberitaan di televisi. "Hari ini saya tahu kabar 10 WNI dibebaskan, tapi kabarnya mereka hanya awak kapal Brahma 12, bukan termasuk anak saya dan awak kapal TB Henry," ungkap Melati dihubungi VIVA.co.id, melalui telepon, Minggu, 1 Mei 2016.

Dua WNI Eks Sandera Abu Sayyaf Bertemu Keluarga

Menanggapi hal ini, Melati mengakui sangat kecewa jika pemerintah hanya melakukan pembebasan 10 WNI itu saja. "Empat awak kapal TB Henry, termasuk anak saya bagaimana? Kenapa pilih kasih?" ungkapnya.

Melati menjelaskan, kalau pun saat ini 10 WNI berhasil dibebaskan, seharusnya anaknya dan awak kapal TB Henry bisa sekaligus dibebaskan. "Anak saya masih sangat muda, bujangan. Kalau pun pembebasan ini hanya 10 awak kapal Brahma 12, tidak termasuk anak saya dan awak kapal TB Henry, saya pribadi sangat kecewa," katanya.

Ditebus 30 Juta Peso, Tiga WNI Dibebaskan Abu Sayyaf

Lebih jauh, kata Melati, kekecewaan dirinya sangat beralasan. Khususnya, terhadap pemerintah yang tak cepat melakukan tindakan saat kasus pertama kali kapal Brahma 12 dibajak. "Asal muasalnya kasus dari kapal Brahma 12, kapal anak saya akhirnya jadi korban selanjutnya. Kenapa pemerintah tak tanggap dan beraksi cepat, memberi kabar kepada keluarga pun tidak," katanya.

Terkait pembebasan 10 WNI saat ini, kata Melati, jika memang pihak perusahaan kapal Brahma 12 informasinya memberi tebusan untuk pembebasan ini, mengapa langkah serupa tidak dilakukan oleh PT. Global Trans Energy International, tempat anaknya bekerja.

Ia mengakui, saat ini PT. Global Trans Energy International masih memberikan gaji kepada anaknya yang diterima olehnya. Tapi baginya, sangat tak berarti tanpa kebebasan anaknya. "Iya sekarang masih dikasih gajinya, tapi enggak mungkin selamanya juga. Saya hanya butuh anak saya kembali," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya