Derita Anak Yatim Indonesia Saat Isu Radikal Mengguncang

Ilustrasi anak yatim.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Pemerintah akan mendatangi Lembaga Islam Internasional, Rabithah Al Alami Al Islami, di Arab Saudi, untuk memberikan penjelasan lebih terang, tentang perkembangan isu radikalisme di Indonesia.

Laporkan Albertina Ho ke Dewas KPK, Nawawi: Itu Sepenuhnya Sikap Nurul Ghufron

Penjelasan itu sangat diperlukan, untuk membuka kembali kucuran bantuan sosial dari Rabithah yang sejak tahun 2007 disetop.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ia bersama tim akan datang ke kantor pusat Rabithah Al Alami Al Islami di Arab Saudi untuk mencari tahu secara jelas apa yang sebenarnya terjadi, hingga bantuan sosial untuk anak yatim dan kaum tak mampu disetop.

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional RI Jadi 17, Simak Daftarnya

Rabithah, lanjut Khofifah, juga akan diberi penjelasan tentang kondisi dan isu terkini radikalisme di Indonesia, sehingga nantinya lembaga yang didirikan pada tahun 1962 itu, kembali mengucurkan dana sosial ke Indonesia.

"Saya diundang resmi dan diminta untuk memberikan penjelasan," katanya di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu, 30 April 2016.

Baba Vanga Ramal Perang Dunia III Akan Terjadi, Gegara Konflik Iran-Israel?

Informasi disetopnya bantuan dari negeri Arab Saudi itu, diperoleh Khofifah pada pekan lalu, ketika pimpinan Rabithah Al Alami Al Islami menemuinya di Jakarta. Pihak Rabithah menginformasikan, bantuan untuk anak yatim di Indonesia telah disetop sejak tahun 2007.

"Saya cari tahu kenapa putus, rupanya mereka khawatir dipakai oleh kelompok radikal," ujarnya.

Nilai bantuan dari Rabithah terbilang besar, Rp100 – 180 miliar setiap tahun. Indeksnya, per anak yatim memperoleh Rp53 juta per tahun.

"Itu baru untuk anak yatim. Ternyata Rabithah juga mengucurkan bantuan untuk kaum dhuafa dan pendidikan," kata Khofifah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya