Tito Karnavian Ungkap Para Pentolan ISIS di Indonesia

Komisaris Jenderal Tito Karnavian.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA.co.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian, membeberkan para operator jaringan kelompok ISIS (Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam) di Indonesia. Tito menyampaikannya dalam acara ‘National Counter Terrorism Agency, The General Briefing in Counter-Terrorism’, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 19 April 2016.

Terduga Simpatisan ISIS Serang Polsek Wonokromo

Menurut Tito, jaringan yang ada di Indonesia secara umum dipegang oleh beberapa orang. Mereka adalah Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Salim Mubarok alias Abu Jandal. Ketiganya kini masih berada di Suriah.

Seorang lagi, yang merupakan tokoh ISIS yang dihormati adalah Aman Abdurrahman yang kini mendekam di Lapas Nusakambangan. Aman juga merupakan pimpinan Tawhid Waljihad atau Jamaah Ansharut Daulad (JAD). Sementara, jaringan di bawahnya, yang ia sebut sebagai kelompok ranting, juga masih ada.

Simpatisan ISIS yang Ditangkap Polda Sumsel Ingin ke Suriah

"Dari Arief Hidayatullah, Hendro, Santoso, hingga kelompoknya Sunakim," kata Tito pada acara yang dihadiri perwakilan beberapa negara seperti Belgia, Prancis, Turki, Irak, Tunisia, dan Turki.

Dalam menjalankan misi atau aksi, mereka menggunakan istilah amaliyah. Tito mencontohkan bagaiamana kelompok Arief merencanakan serangan di bulan Desember 2015.

Diduga Jaringan ISIS, Toni Rianda Ditangkap Polda Sumsel

Kelompok Hendro, juga merencanakan teror di Bali, bandar udara di Jakarta dan beberapa destinasi wisata di Indonesia pada Januari 2016. Tapi, aparat keamanan Indonesia berhasil mengantisipasi sehingga aksi teror itu tidak terjadi.

"Sebab, mereka dan beberapa kawanannya berhasil kami tangkap," ujar Tito.

Namun, kelompok Sunakim alias Afif, lolos dan berhasil melakukan amaliyah. Yakni dengan melakukan aksi bom di Jalan MH Thamrin, depan perempatan Sarinah, Jakarta, pada Kamis, 14 Januari 2016.

Meski demikian, aksi itu berhasil dilumpuhkan hanya dalam hitungan jam. Sehingga, pada sore hari, lokasi sudah steril dan bisa dibuka untuk umum. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya