Begini Cara Negara-negara di Dunia Rayakan Fenomena Equinox

Meksiko
Sumber :
  • REUTERS/Edgard Garrido

VIVA.co.id - Fenomena equinox akan dirasakan oleh negara-negara yang mengalami empat musim di belahan utara dan selatan. Fenomena equinox ini menyebabkan rentang waktu antara siang dan malam relatif sama.

Fenomena equinox adalah peristiwa ketika matahari tepat berada di atas khatulistiwa. Peristiwa equinox ini terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September.

Dilansir Independent, Senin, 21 Maret 2016, disebutkan bahwa fenomena equinox biasanya tiba pada 19, 20 atau 21 Maret dan pada bulan September adalah setiap tanggal 23.

Di bulan Maret, fenomena ini dinamakan vernal equinox, yang menandai datangnya musim semi di belahan utara. Sedangkan pada September dinamai autumnal equinox, yang menandai datangnya musim gugur di belahan bumi utara.

Di beberapa negara belahan dunia yang merasakan fenomena tersebut, ternyata disambut dengan perayaan dan ritual tertentu. Vernal equinox secara tradisional dianggap melambangkan kelahiran, pembaruan atau memulai hal baru.

Bagi orang Kristen Kuno, ini terkait dengan perayaan Paskah, yakni ketika Yesus yang telah meninggal diyakini terlahir kembali saat vernal equinox terjadi. Oleh karena itulah vernal equinox dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus dan pembaruan.

Lalu, fenomena equinox bagi negara yang menyambut musim semi juga dianggap sebagai hari yang cocok untuk memulai bercocok tanam. Sebab siang hari akan berdurasi cukup panjang dan diyakini tanah saat itu meleleh dan tanaman pasti akan tumbuh.

Di Jepang, ketika fenomena vernal equinox dan autumnal equinox datang, dijadikan hari libur nasional, karena dianggap saat itulah waktu untuk menyembah nenek moyang.

Di India, mereka merayakan dengan festival Hindu Kuno, atau dikenal dengan Holi yang menandai kemenangan. Atau dikenal juga dengan festival warna karena mereka melakukan kegiatan melemparkan bubuk warna satu sama lain.

Di Iran, saat fenomena itu terjadi maka dilakukan perayaan Nowruz atau tahun baru Persia, sebagai penanda awal dari cahaya yang berusia sekitar 3 ribu tahun.

Seperti diketahui, Bumi kita ini berputar mengelilingi matahari dengan posisi yang sedikit miring. Kemiringannya sekitar 23,5 derajat terhadap bidang lintasannya yang dikenal sebagai bidang ekliptika. Akibatnya, sinar matahari tidak selalu tepat berada di bagian tengah bumi atau garis khatulistiwa.

Selama setengah tahun, matahari berada di atas belahan utara khatulistiwa. Setengah tahun berikutnya, matahari berada di atas belahan selatan khatulistiwa. Inilah yang menyebabkan perbedaan musim di daerah empat musim belahan utara dan selatan. Saat belahan utara mengalami musim panas, belahan selatan mengalami musim dingin, demikian pula sebaliknya.

Mitos dan Isu Sesat Hari Tanpa Bayangan
Ilustrasi matahari

Fenomena Equinox di Indonesia, Suhu di Meulaboh Capai 37 Derajat

BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang terkait Fenomena Equinox.

img_title
VIVA.co.id
25 Maret 2019