- Aceng Mukaram
VIVA.co.id - Tidak perlu menunggu Earth Hour, pemadaman sudah kerap terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Di Kabupaten Sekadau misalnya, pemadaman listrik hingga 10 jam oleh PLN merupakan hal yang biasa.
"Sehari 10 kali pemadaman di Kabupaten Sekadau. Parah pokoknya. Saya harus beli solar 50 liter setiap bulan. Saya rugi ini. Karena setiap bulan juga bayar listrik," kata warga Kabupaten Sekadau, F Dillah, saat berbincang dengan VIVA.co.id, Sabtu malam, 19 Maret 2016.
Ia mengkritisi peringatan Earth Hour Indonesia 2016 yang digelar serentak. Karena itu, ia berpendapat tak pantas Earth Hour itu dilakukan di Kalimantan, karena pemadaman listrik kerap dilakukan.
"Tanpa kegiatan Earth Hour, juga listrik sudah mati. Malah kami menderita. Cobalah PLN perbaiki layanan. Itu baru benar," ujarnya.
Di Kabupaten Sanggau, pemadaman listrik juga kerap dialami warga di bumi Daranante tersebut. Warga mengaku merugi akibat seringnya mati listrik. Alat-alat elektronik banyak rusak. Di antaranya, kipas angin, kulkas, dan lainnya.
"Bukan hemat energi, tapi dimatikan terus sama PLN di sini. Gimana coba, kulkas, TV,dan kipas angin rusak kareng sering mati listrik. Sehari bila delapan kali mati," ujar warga Kabupaten Sanggau, Venny Humaira.
Sementara di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak, mati listrik atau lampu menjelang acara Earth Hour itu digelar Sabtu malam 19 Maret 2016, pukul 20.30 - 21.30 WIB sudah mulai dilakukan.
"Sering mati lampu di tempat kami. Siapa yang bertanggung jawab. Kegiatan Earth Hour tidak pantas dilakukan di Kalimantan Barat," katanya.
(mus)
Earth Hour, Lawang Sewu Semarang Makin 'Seram'
Tepat pukul 21.30 WIB, lampu di kawasan itu padam.
