- USGS
VIVA.co.id – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebut gempa yang terjadi di Mentawai, Padang, dan wilayah sekitarnya, hari ini, Rabu, 2 Maret 2016, mirip dengan gempa Aceh tahun 2012.
"Cukup jauh, strike slip fault, potensi tsunami kecil," kata Perekayasa Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana, Udrekh, dikutip dari situs BPPT.
Sementara itu, Kepala Balai Teknologi Survey Kelautan BPPT, M. Ilyas, menuturkan bahwa BPPT memiliki sistem pemantau gempa yaitu Read Down Station (RDS) yang berperan memantau data-data gempa yang dikirim dari Buoy Tsunami di beberapa perairan di Samudera.
"Buoy Tsunami Early Warning System (TEWS) dilengkapi dengan sensor tekanan yang dipasang di dasar laut (bottom unit). Ketika ada gempa maka sensor tekanan selanjutnya mengirim data ke sistem permukaan Buoy untuk secara realtime dikirim ke Read Down Station (RDS) di BPPT untuk dianalisis apakah ada potensi tsunami atau tidak," katanya.
Ke depan, Ilyas berharap pemangku kebijakan di Tanah Air memerhatikan betapa pentingnya teknologi untuk deteksi dini bencana ini.
"Saya harap Buoy Tsunami dapat dipasang di samudera dan beberapa titik di perairan Indonesia yang rawan gempa," tuturnya.
Gempa sebesar 7,8 SR, terjadi di laut Kepulauan Mentawai sekitar pukul 19.49 WIB. Pusat gempa di laut, 793 km dari Barat Daya Padang, dengan kedalaman 10 km. (ase)
Diguncang Gempa Magnitudo 5.8, Warga Padang Berhamburan Keluar Rumah
Pusat gempa berada 3 kilometer Tenggara, Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dirasakan kuat getarannya di Kota Padang
