Yogyakarta Peringati Serangan Umum 1 Maret

Gedung Peringatan Serangan 1 Maret
Sumber :
  • http://www.eviindrawanto.com

VIVA.co.id – Masyarakat Yogyakarta hari ini, Selasa, 1 Maret 2016, memperingati momentum 67 tahun sejarah terjadinya Serangan Umum 1 Maret. Upacara peringatan ini digelar di monumen Serangan Umum 1 Maret yang berada di titik nol kilometer Yogyakarta, dan diikuti berbagai elemen masyarakat, mulai dari Paguyuban Wehrkreis III Yogyakarta, mahasiswa, pelajar dan TNI.

28-3-1939: Perang Sipil Spanyol Berakhir 

Tampak masyarakat peserta upacara juga mengenakan berbagai kostum unik, mulai dari pejuang revolusi, prajurit janur kuning, tentara rakyat hingga petani. Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, mengajak semua pihak mengenang peristiwa serangan yang berlangsung selama enam jam itu.

''Kita harus selalu mendoakan dan mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga dalam mempertahankan Yogyakarta, yang ketika itu menjadi ibu kota Republik Indonesia,'' ujar Wali Kota Yogyakarta saat memimpin upacara.

18-11-1912: Ahmad Dahlan Dirikan Muhammadiyah

Wali Kota menambahkan, peristiwa itu memberikan gambaran mengenai semangat gugur gunung, dimana semua elemen masyarakat bersatu padu meraih tujuan bersama, tanpa membawa kepentingan pribadi.

Terkait peringatan peristiwa bersejarah ini, Wali Kota Yogyakarta juga menggelar pameran bertajuk 'Jogja Benteng Proklamasi', di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 

4 Museum Unik Jakarta yang Tak Tersohor

Haryadi berharap, peringatan dan pameran sejarah ini bisa membuat Serangan Umum 1 Maret menjadi agenda nasional. ''Semoga bisa tercantum sebagai agenda nasional, karena memang sangat berarti dalam perjuangan bangsa,'' katanya.

Pameran ini menyajikan informasi dari masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, hingga sejarah pasca proklamasi kemerdekaan. Selain dipenuhi dengan foto dan berbagai patung pahlawan, juga menghadirkan berbagai barang terkait pelaku perjuangan bangsa. Seperti keris Pangeran Diponegoro, peralatan tulis Ki Hajar Dewantara, hingga senapan yang pernah dipakai Letkol Suharto.

Suasana pameran juga dibuat bernuansa sejarah perlawanan pada zaman dahulu. Mulai dari gerbang Belanda hingga kamp pasukan pejuang Indonesia. Hal ini sengaja dilakukan agar menjadi pengingat generasi muda, mengenai pentingnya peristiwa sejarah Serangan Umum 1 Maret yang terjadi pada 1949.

"Rentetan dari perstiwa serangan umum ini sangat besar sekali, dan yang paling penting adalah adanya pengakuan kedaulatan dalam bentuk RIS, dan ini adalah tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia," kata Ketua Pameran, Agus Sulistyo.

Menurut Cika Indah, salah satu pelajar yang mengunjungi pameran, 'Jogja Benteng Proklamasi' mampu menghadirkan gambaran mengenai prosesi perjuangan masyarakat di masa lampau. Lewat pameran ini pula, dia bisa lebih mudah menerima informasi tentang salah satu peristiwa bersejarah di Indonesia.

"Pameran ini amazing ya, bisa tahu seperti ini, yang tadinya tidak tahu. Kan anak muda zaman sekarang jarang banget ada yang tahu sejarah seperti ini, jadi dengan adanya pameran saya sendiri bisa merasa banyak tahu sejarah," jelasnya.

Untuk diketahui, Serangan Umum 1 Maret dilakukan untuk membuktikan kepada dunia internasional, bahwa Indonesia, dalam hal ini TNI, masih ada dan cukup kuat melakukan perlawanan. Hal ini memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB, sekaligus mematahkan moral pasukan Belanda saat itu.

Laporan: Nuryanto

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya