Polri Minta RSCM Tak Dikaitkan Perdagangan Ginjal Ilegal

Ilustrasi anti perdagangan manusia.
Sumber :
  • communitybridge.blogspot.com

VIVA.co.id – Penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri masih melakukan penelusuran terkait kasus perdagangan ginjal di Bandung, Jawa Barat. Kepala Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Pol Umar Surya Fana mengatakan, hingga saat ini penyidik belum menemukan keterlibatan dokter yang melakukan transplantasi.

Pengakuan ABG di Bandung yang Diperkosa, Disekap dan Dijual

"Sampai detik ini kami belum punya bukti satu pun yang mengkaitkan dengan pihak ahli ginjal yang melakukan operasi transplantasi ginjal tersebut," kata Umar Surya Fana di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 18 Februari 2016.

Selain itu, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang sempat digeledah Kepolisian beberapa waktu lalu kata dia belum bisa dibuktikan terlibat. Sebelumnya polisi sudah menyita dokumen dari RSCM terkait dugaan perdagangan ginjal ilegal oleh sindikat yang sudah dibekuk polisi.
 
"Kami minta kepada rekan-rekan pers, kami sampai detik ini masih belum punya sedikit pun alat bukti mengaitkan RSCM terlibat dalam perdangan ginjal," katanya lagi.

Sudin Pekerjakan 3 Mucikari Cari Gadis Muda untuk Disetubuhi

Kasus perdagangan organ ginjal telah menyeret tiga tersangka, DD, Y alias AG, dan HS. Mereka dikenakan Pasal 2 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Sebelumnya salah satu tersangka mengatakan operasi ginjal dilakukan di RSCM. Namun beberapa pekan berlalu sejak kasus ini diungkap, polisi belum menemukan hal baru mengenai pihak-pihak yang terlibat.

Gubernur: Ada Perdagangan Manusia di NTT akibat Kemiskinan

"Kami mohon RSCM jangan dikaitkan dulu, nanti efeknya akan panjang, akhirnya banyak orang yang mau melakukan operasi si dokternya enggak berani nanti. Akan begini akan begitu," katanya.

BBC Indonesia

Kisah Perjalanan Para TKI Jadi Korban Kerja Paksa di Malaysia

Dua orang ibu dan anak yang disebut "sebagai korban perdagangan orang dan kerja paksa" di Malaysia menceritakan apa yang mereka alami.

img_title
VIVA.co.id
3 Februari 2022