Tersangka Kasus Narkoba Ini Ternyata Punya Prestasi Moncer

Jalan menuju rumah tersangka narkoba Bahreizy.
Sumber :
  • VIVA/Januar Adi Sagita (Surabaya)

VIVA.co.id - Beberapa waktu lalu, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur melakukan penangkapan terhadap delapan tersangka kasus narkoba.

Diusulkan Tiru Filipina Perangi Narkoba, Ini Respons DPR

Mereka ditangkap karena menjadi penyimpan serta pengedar sabu-sabu seberat 1,3 kilogram dan ribuan pil inex di sebuah perkampungan padat penduduk di Wonokromo, Surabaya, akhir Januari lalu.

Namun, di antara para tersangka yang tertangkap itu, rupanya ada satu yang masih berstatus mahasiswa. Tersangka itu adalah Bahreizy Rizma Aminullah (23).

Haris Azhar Tolak Bergabung di Tim Investigasi Testimoni

Bahreizy masih tercatat sebagai seorang mahasiswa semester delapan, Fakultas Teknik Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah, Surabaya.

Selain masih tercatat sebagai seorang mahasiswa, Bahreizy ternyata juga memiliki prestasi yang cukup membanggakan. Salah satunya yaitu menjadi juara Lomba Desain Model Kapal Cepat di Makassar, 2015 lalu.

DPR: Kicauan Freddy Budiman Adalah Pintu Masuk

Bahreizy juga bertempat tinggal di kampung tersebut. Untuk bisa sampai di rumahnya, VIVA.co.id harus melewati sejumlah gang sempit dengan berjalan kaki.

Meski demikian, tidak sulit menemukan kediaman Bahreizy. Sebab, pasca penggerebekan itu, namanya menjadi lebih dikenal oleh warga sekitar.

Saat tiba di rumahnya, VIVA.co.id ditemui oleh Een, ibu dari Bahreizy. Een mengatakan, sejak awal, anaknya memang memiliki minat terhadap dunia elektronika dan mesin.

“Barang-barang di rumah itu sering dibongkar sama dia. Lalu diutak-atik, diambil mesinnya. Ternyata, mau dipakai untuk berbagai lomba,” kata Een kepada VIVA.co.id, Jumat, 12 Februari 2016.

Baik Een maupun suami tidak pernah mengajarkan Bahreizy terkait bidang elektronika. “Jadi, dia itu belajar sendiri. Anaknya itu kan memang cerdas,” jelasnya.

Kepandaian Bahreizy mengantarkannya untuk masuk ke Universitas Hang Tuah dan mendapatkan berbagai beasiswa.

Yang paling diingat oleh Eeen adalah ketika Bahreizy mendapatkan beasiswa dari kampus berupa pemotongan biaya kuliah, karena nilainya yang sangat bagus.

Oleh karena itu, Een tidak percaya jika anaknya itu kemudian menjadi tersangka dalam kasus narkoba. Sebab, selain cerdas, Bahreizy juga merupakan memiliki karakter pendiam serta penurut.

“Saat ditangkap itu, tuduhannya bukan menjual. Hanya rekeningnya digunakan oleh saudaranya, yang juga tertangkap, untuk melakukan transfer uang sebesar Rp500 ribu,” ujar Een.

Saat ini, Een hanya bisa berharap, Bahreizy bisa segera dibebaskan oleh pihak BNNP Jatim. Sehingga, ke depannya, Bahreizy bisa kembali kuliah dan menorehkan banyak prestasi.

“Untungnya pihak kampus itu memaklumi dan memenuhi permintaan kami, yang meminta izin cuti kuliah bagi Bahreizy,” kata Een. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya