Kisah Manusia Bertangan Robot di Bali

Sumber :

VIVA.co.id - Tak pernah terpikirkan sebelumnya dalam benak Wayan Sumardana berubah menjadi seorang manusia robot. Tangan kirinya kini digerakkan oleh sebuah alat yang dirakitnya sendiri.

Menristek Akan Kunjungi 'Iron Man' dari Bali

Sebelumnya, Sumardana merupakan pria normal. Tak ada masalah pada kedua tangannya, sebelum akhirnya petaka itu menghampiri dirinya sekitar enam bulan lalu.

Sumardana sendiri tak tahu persis penyakit apa yang menyebabkan tangan kirinya tak bisa digerakkan. Secara medis, Sumardana tak pernah mendapat penjelasan penyebab tangan kirinya mengalami kelumpuhan.

"Secara medis diperiksa normal. Darah saya pernah diambil 15 cc untuk dicek di laboratorium. Hasilnya normal," kata Sumardana saat berbincang dengan VIVA.co.id di bengkelnya, Rabu 20 Januari 2016.

Suatu ketika, dokter menyebut jika tangan kirinya mengalami masalah pada saraf. Ia diberi obat perangsang saraf. Hasilnya nihil. Tetap saja tangannya tak bisa melakukan aktivitas apapun. Ia lantas kembali memeriksakan diri ke dokter lagi. Diagnosa dokter barunya adalah tersumbatnya aliran darah. Ia pun diberi obat agar aliran darahnya lancar. Sayang, hasilnya tetap saja nihil.

Tangan Robot 'Iron Man' Bali Rusak

"Tetap saja tangan saya yang kiri tidak bisa digerakkan," ujarnya menceritakan.

Sumardana beralih pengobatan. Ia lantas mendatangi dukun. Terhitung enam kali ia berobat ke paranormal. Namun, tetap tak membuahkan hasil. Ia sempat putus asa.

"Saya patah arang, trauma. Berobat ke sana ke mari tidak ada perubahan. Saya akhirnya tidak bisa bekerja. Anak saya kalau sekolah tidak bawa uang jajan," kata bapak tiga anak ini.

Tak mau larut dalam kesedihan, Sumardana mencoba bangkit. Ia berpikir keras agar tangan kirinya kembali bisa digerakkan. Dengan begitu, ia bisa kembali mengais rezeki untuk menafkahi anak dan istrinya. Ia kemudian merancang sebuah alat dari bahan bekas.

Disebut Hoax, 'Iron Man' Bali Siap Menanggung Dosa

"Idenya datang sendiri karena saya ingin tangan saya bisa bergerak lagi. Semua bahan-bahan ini 90 persen rongsokan," kata Sumardana.

Berbekal ilmu yang dipelajarinya di sebuah SMK di Denpasar, Sumardana mencoba mengaplikasikan disiplin ilmunya. Sisanya, ia pelajari dari internet untuk merakit barang-barang yang diharapkannya mampu kembali menggerakkan tangan kirinya.

Setelah semua teori terkumpul, saatnya Sumardana mencari alat-alat yang dibutuhkan. Apa daya, ia keterbatasan biaya. Ia memutar otak. Ia kumpulkan barang rongsokan yang selama ini disimpannya. Ya, selain sebagai tukang las, pria kelahiran 1984 ini juga pengepul barang-barang bekas.

"Dinamo, komputer, besi yang saya rakit ini semuanya rongsokan," ujar

Sumardana. Ia pun merakit alat tersebut. Tercatat lima kali ia bereksperimen dan mengalami kegagalan. Rupanya, dibutuhkan alat sensor otak yang sulit dicari di Indonesia.

Ia pun memesannya secara online. Tak tanggung-tanggung, ia membeli dari Amerika Serikat seharga Rp4,7 juta. Sempurna! Begitu alat tersebut dipasang, alat bantu yang dirakit sendiri oleh Sumardana itu bekerja maksimal.

Ia girang bukan main lantaran tangan kirinya kini dapat kembali menghasilkan rupiah.

"Ya sekarang senang karena tangan saya sudah bisa bekerja normal lagi. Anak saya kalau ke sekolah sekarang sudah bawa uang jajan," katanya bangga.

Selama ini, Sumardana melanjutkan, tak ada bantuan apapun dari pemerintah untuknya.

"Pemerintah kan memang begitu, cuek. Tidak ada bantuan untuk saya. Dari dulu tidak ada bantuan. Baru tadi Komisi I DPRD Karangasem datang ke sini. Ya, cuma lihat-lihat saja, biar terekspose kalau dia sudah bekerja," ujar Sumardana.

Kini, Sumardana sudah kembali bekerja normal. Order las dan pembuatan bahan-bahan dari besi mengalir deras untuknya. Tangan kirinya sudah bisa kembali digunakan untuk membantunya bekerja. Kendati begitu, hampir separuh badan Sumardana dipenuhi oleh alat elektronik dengan sambungan kabel. Ia pun laiknya manusia robot seperti tergambar dalam film animasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya