Laporan Orang Hilang Ikut Gafatar Meluas ke NTB dan Sumsel

Keluarga yang diduga ikut Gafatar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK Putra
VIVA.co.id - Laporan orang hilang dan diduga bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tak hanya di pulau Jawa. Pengaduan serupa itu sudah meluas ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Polisi Segera Limpahkan Berkas Kasus Gafatar

Polisi di Mataram telah mengabarkan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat bahwa ada seorang mahasiswi pada Universitas Mataram dilaporkan hilang sejak Mei 2015. Perempuan itu bernama Rani Pradini Putri, mahasiswi semester tiga Universitas Mataram.
Definisi 'Makar' Tidak Jelas, Pemerintah Salah Kaprah

Orang tua Rani telah melaporkan kepada polisi setempat tetapi belum dipastikan menjadi pengikut Gafatar.
Kasus Gafatar, Polisi Sudah Periksa 50 Saksi

"Hasil penyelidikan polisi diinformasikan bahwa Rani dipengaruhi Hafil, tetangganya. Hafil memang pengikut aliran Gafatar," kata Ketua MUI NTB, Saiful Muslim, dihubungi pada Rabu, 13 Januari 2016.

MUI, kata Saiful, memang telah mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan tidak bergabung dengan Gafatar meski belum ada fatwa resmi dari Pusat.

Pemerintah Provinsi pun mengimbau hal serupa walau belum dipastikan keberadaan organisasi Gafatar di wilayah itu. Kepala Biro Hubungan Masyarakat NTB, Sukron Hadi, mengaku hanya pernah mengetahui aktivitas Gafatar di Lombok Barat pada 2015. Saat itu kedatangannya dalam rangka silaturahmi.

"Warga masyarakat NTB jangan pernah terpengaruh aliran sesat Gafatar. Terlebih lagi daerah kita mayoritas Islam. Jangan sampai ternodai," ujarnya.

Kasus serupa terjadi juga di Palembang. Tetapi yang hilang adalah satu keluarga: suami dan istri serta lima anak mereka. Pasangan suami dan istri itu adalah Zainal (45 tahun) dan Sukainah (42 tahun). Mereka adalah warga Kompleks Tanjung Sari, Kelurahan Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni, Palembang.

Taufik (47 tahun), adik Sukainah, melaporkan kehilangan anggota keluarganya kepada aparat Kepolisian Daerah Sumsel pada Rabu, 13 Januari 2016.

"Adik saya (Sukainah) bilang mau bertani di Kalimantan. Dia berangkat duluan. Setelah itu disusul oleh suaminya bersama lima orang anaknya,” kata Taufik.

Sejak nama Gafatar muncul di media sebagai aliran sesat, Taufik mulai resah kalau-kalau adiknya bersama suami dan anaknya ikut organisasi itu.

"Kami takut mereka bergabung ke Gafatar. Di telepon masih aktif dan adik saya itu mengaku di Kalimantan, tetapi tidak tahu di mananya. Ketika ditanya ke mana, adik saya tidak mau ngomong,” kata Taufik.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya