Misteri Robohnya Patung Jenderal Sudirman di Purbalingga

Misteri Robohnya Patung Jenderal Sudirman di Purbalingga
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id - Sebuah patung Jenderal Sudirman yang berdiri tegak di Jalan Mayjen Sungkono, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, roboh pada Minggu 3 Januari 2015.
Tebing di Jalur Banjarnegara-Purbalingga Longsor

Robohnya patung raksasa setinggi 10 meter itu, kini memunculkan misteri sendiri, karena sama sekali tak tertiup angin.
Gubernur Ganjar Kesal dengan Menteri Perhubungan

Kejadian robohnya patung Jenderal Sudirman, sontak membuat warga di sekitar lokasi keheranan. Beberapa keterangan dari sejumlah saksi mata mengaku kaget, karena patung pahlawan dengan aksesoris jubah dan tongkat ini tiba-tiba roboh dan hancur berkeping-keping.
VIDEO: Menikmati Kesejukan Lereng Gunung Slamet

"Kaget banget. Kebetulan, saya pas berhenti di lampu merah. Aneh, patung di bundaran itu tiba-tiba saja jatuh. Padahal, tak hujan dan tak ada angin," kata Harso, seorang saksi mata.

Beruntung, jatuhnya patung pahlawan nasional asal Purbalingga itu tak memakan korban. Soalnya saat kejadian, lampu lalu lintas (traffic light) di lokasi masih merah dan pengendara berhenti. Meski begitu, reruntuhan berupa puing potongan kepala, tubuh, dan kaki itu berserakan dan menghalangi jalan.

"Tapi sempat buat macet, karena potongan patung cukup besar dan berserakan di jalanan," ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Purbalingga, Sigit Subroto, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa perbaikan patung yang diresmikan pada 2004 itu tidak dilakukan pada waktu dekat. Sebab, besaran dana untuk membuat arsitektur patung membutuhkan dana yang besar. Belum lagi, desain patung ini tidak bisa dibuat asal-asalan.

"Anggaran harus diusulkan melalui APBD Perubahan. Kami akan berkonsultasi dengan seniman yang membuatnya di Jakarta untuk perbaikan," ujarnya.

Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman di bundaran Jalan Mayjen Sungkono, Kabupaten Purbalingga, diresmikan Bupati Triyono Budi Sasongko pada 31 Desember 2004.

Patung yang berdiri gagah menghadap arah selatan itu dibuat megah dengan bahan fiberm serta digarap seniman perupa. Awal pembangunan patung itu, bahkan sempat mengundang kontroversi, karena anggaran pembuatannya mencapai Rp270 juta dari APBD Perubahan Kabupaten Purbalingga. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya