Mantan TKW di Arab Saudi Ini Kini Jadi Profesor

Guru Besar UIN Walisongo, Semarang.
Sumber :
  • VIVA/Dody Handoko

VIVA.co.id - Prof. Dr. Mujibatun adalah Guru Besar atau Profesor Ilmu Hadist, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang. Namun, siapa sangka sebelum menjadi seorang guru besar, Mujibatun adalah mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi. Ketika menjadi TKW dan tinggal di Arab itu lah, ia menunaikan ibadah haji.

Ditemui di kampus UIN Walisongo, Mujibatun menuturkan bahwa ia menjadi tenaga kerja wanita di Arab Saudi selama 18 bulan pada tahun 80-an, dengan bekerja sebagai pengajar, ia memberikan pelajaran membaca kepada anak majikan, seorang Emir, bangsawan Arab yang terpandang.
 
"Saya mendapat majikan yang baik hati dan kaya raya, gaji saya 800 riyal. Majikanku masih terhitung keluarga kerajaan Arab Saudi. Rumahnya seperti istana punya 100 kamar," kata Mujibatun.
 
Saat musim haji 1985, Mujibatun menunaikan ibadah haji di sela-sela aktivitasnya sebagai TKW di Arab Saudi. Sempat terjadi salah-paham di Mekkah, karena ia dikira majikannya akan kabur. Ia bahkan sempat dilaporkan ke askar atau polisi Arab.

17 Negara Sepakat Jaga Keamanan Kawasan Perairan

"Namun setelah saya jelaskan bahwa akan ibadah menunaikan haji baru dilepaskan," ujar dia.
 
Setelah hampir 18 bulan bekerja di Arab, ia mendapat kabar bahwa di IAIN Walisongo (sebelum menjadi UIN) membuka pendaftaran dosen. Kesempatan itu pun tak disia-siakannya. Dia pun meminta izin kepada majikannya untuk pulang ke Indonesia, untuk menjadi guru atau ustazah.
 
"Majikan saya mengizinkan, karena masa kontrak belum habis, konsekuensinya harus mengembalikan gajiku selama 4 bulan. Jadi, 800 riyal kali empat sebesar 3.200 riyal. Uang itu saya serahkan majikan," tutur Mujibatun.
 
Ketika pamit pada istri majikan, Mujibatun diberi banyak hadiah, seperti baju, jam tangan dan tambahan uang saku. Mujibatun kembali ke Tanah Air pada 1986, dan tahun 1987 menjadi dosen di IAIN Walisongo Semarang. Pada 2015, Mujibatun dilantik menjadi Guru Besar atau Profesor Ilmu Hadist, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang.

Liburan ke Inggris


Kisah hidupnya menjadi TKW berawal pada 1984, beberapa bulan setelah lulus kuliah, Mujibatun mendapat informasi pekerjaan sebagai TKW di Arab Saudi. Peluang itu langsung diambilnya, sebab selain bekerja, dia juga bisa menunaikan ibadah haji. Mujibatun bekerja sebagai pengajar membaca anak-anak.
 
Tahun 1985, ia menandatangani kontrak kerja selama 2 tahun. Ia berangkat dengan rombongan TKW yang merupakan lulusan perguruan tinggi sebanyak 2 bus.

Sesampai di rumah majikannya di Riyadh, Mujibatun terkagum-kagum melihat rumahnya yang begitu megah dan luas seperti keraton. Pantas saja, majikannya adalah seorang Emir atau menteri di kerajaan Arab Saudi. 
 
"Saya hitung kamarnya ada 100 buah. Tugas saya mengajar anaknya yang masih kecil, baca tulis. Sehari-hari menemani anaknya belajar membaca," tuturnya.
 
Di rumah itu, selain keluarga majikan, juga tinggal pembantu. Seingatnya, pembantu yang bertugas untuk memasak berjumlah lima orang dari Sudan, untuk mengantar makanan dari Srilanka tiga orang, dan untuk membersihkan kebun lima orang.
 
Majikannya juga memiliki deretan mobil mewah di garasi, seperti Cadilac, Mercedes yang terbaru saat itu, Porsche dan Ferrari. Di bawah rumahnya terdapat bunker yang bisa digunakan untuk bermain bola, main basket atau bulutangkis.
 
"Saya ingat dapurnya, ruangannya sangat besar, persediaan makanannya persis seperti minimarket. Belanja makanan setiap minggu untuk stok di gudang. Persediaan makanan yang demikian banyak karena majikan sering mengadakan pesta bahkan seminggu sekali dengan teman-temannya," kenang Mujibatun.
 
Saat menggelar pesta, suasananya sangat meriah. Disajikan makanan Arab dan Eropa, minuman seperti wine dan lainnya. Buah-buahan komplet tersedia. Mujibatu mengaku baru kali itu merasakan gaya hidup bangsawan Arab yang gemar pesta.
 
"Serasa seperti di surga, hidup senang terus tidak ada susahnya. Mereka kadang juga mengadakan private party di rumah kebun yang terletak di belakang rumah utama," kata Mujibatun.
 
Mujibatun mengaku sempat diajak ke London, Inggris, ketika liburan sekolah anaknya. Sekeluarga berlibur ke Eropa. Sang Emir ternyata juga punya rumah di London. Mujibatun dan keluarga majikan tinggal di London hampir 2 bulan sambil jalan-jalan keliling Eropa. Selesai liburan baru balik ke Arab Saudi.

Siswa SMK di Semarang Tak Naik Kelas karena Penghayat Kepercayaan

Siswa SMK Tak Naik Kelas Gara-gara Penghayat Kepercayaan

Sekolah membantah telah memaksa siswa itu masuk Islam.

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2016