VIVAnews - Pertalian budaya antara Indonesia dan Suriname merupakan fondasi dalam memperat hubungan kedua negara. Namun, jarak menjadi kendala dalam meningkatkan hubungan kerja sama tersebut.
Demikian ungkap Duta Besar Suriname untuk Indonesia, Angelic Caroline Alihusain-del Castilho, dalam acara "Forum Pengembangan Kerjasama Budaya Indonesia dan Suriname" di Jakarta, Senin, 29 Juni 2009.
"Suriname di Amerika Selatan, sedangkan Indonesia di Asia. Perlu 24 jam bagi saya untuk pulang ke negara saya, dan itu sangat mahal. Jadi kalau mau mengirim satu grup [untuk bernegosiasi] itu akan sangat mahal," kata Castilho.
"Jadi kami harus menemukan cara kreatif untuk mendapatkan dana karena interaksi 'face to face' itu merupakan cara paling baik," lanjut Castilho. Namun, persoalan itu kemungkinan bisa diatasi melalui kontak tanpa bertemu langsung, dengan memanfaatkan video atau teknologi internet.
Dalam pidatonya, Castilho mengatakan, tahun 2010 merupakan awal yang baik untuk lebih mengembangkan kerja sama kedua negara. "Tahun 2010 nanti, kami akan memperingati 120 tahun imigrasi etnis Jawa ke Suriname," kata Castilho. Castilho mengusulkan agar artis dan pelaku seni Indonesia dapat berpartisipasi atau melakukan kegiatan sepanjang tahun untuk memperingati momen tersebut.
"Kami melihat potensi besar dalam jalinan kerja sama ini, tidak hanya budaya, tetapi juga mencakup hal lain, pertukaran pemuda, sosial, ekonomi, dan perdagangan," kata Castilho. Jumlah mahasiswa Suriname yang belajar di Indonesia sangat sedikit dibanding mahasiswa asing lainnya.
Peta Suriname (VIVAnews/Kedubes Suriname)
Jumlah mahasiswa Suriname di Indonesia hanya lima orang, empat orang kuliah di Jogjakarta, dan satu orang belajar seni di Solo. Bersama staf kedutaan, maka warga Suriname di Indonesia total berjumlah sembilan orang.
"Tapi ada imigrasi besar-besaran ketika pada tahun 1915-an, banyak orang Indonesia ingin kembali ke negara asalnya. Mereka tinggal di Sumatra sejak saat itu, dan kini ada juga yang tinggal di Jakarta," kata Castilho sambil menunjuk salah satu hadirin, mantan warga Suriname yang kembali menjadi warga Indonesia.
email: renne.editor@vivanews.com