Sumber :
- VIVA.co.id/Januar Adi Sagita
VIVA.co.id - Rumah Wiyang Lautner (24 tahun), pelaku balapan maut mobil super Lamborghini dengan Ferrari, di Surabaya tampak sepi. Rumah itu terletak di Perumahan Darma Husada Regency Nomor 270, Surabaya.
Baca Juga :
Pengemudi Lamborghini Maut Ingin Jadi Wali Kota
Berdasarkan pantauan VIVA.co.id, Senin siang, 30 November 2015, rumah itu sedang tidak ada penghuninya. Rumah sekilas memang terlihat mewah. Bangunannya didominasi warna putih dan bergaya arsitektur Eropa. Sayangnya tidak ada satu pun orang yang bersedia memberikan konfirmasi tentang keseharian Wiyang Lautner di rumah itu.
Seorang petugas keamanan di kompleks perumahan itu mengatakan, sehari-hari pelaku tinggal di rumahnya bersama kedua orang tuanya.
"Karena ini memang rumah orang tuanya," kata petugas itu, yang menolak namanya ditulis. Dia juga menjelaskan bahwa rumah itu kosong sejak kecelakaan kemarin.
Saat ditanya lebih lanjut, termasuk pekerjaan pelaku dan orang tuanya, petugas sekuriti itu enggan menjawabnya lagi.
"Sudah, pulang saja dan jangan ambil foto apa pun," perintahnya dengan nada mengusir.
Kecelakaan maut terjadi di Jalan Manyar Kertoarjo, Minggu dini hari, 29 November 2015. Saat itu, mobil Lamborghini dengan nomor polisi B 2258 WM yang dikemudikan Wiyang Lautner sedang balapan liar melawan mobil Ferrari.
Namun saat melintas di Jalan Manyar Kertoarjo, pelaku tampaknya tidak bisa mengendalikan mobil sehingga oleng ke kiri, lalu menabrak sebuah gerobak susu milik Mujianto (44 tahun) dan istrinya, Srikanti (51 tahun). Saat itu juga sedang ada korban yang sedang membeli susu.
Mobil super itu menabrak gerobak susu dengan sangat keras. Korban tewas tidak sempat menghindar karena mobil datang dari arah belakang. Mujianto dan istrinya mengalami luka di bagian kepala dan kaki kanan. Pengemudi Lamborghini mengalami luka ringan, hanya luka di bagian pelipis. Setelah kecelakaan itu, dia masih sadar dan menelepon koleganya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Saat ditanya lebih lanjut, termasuk pekerjaan pelaku dan orang tuanya, petugas sekuriti itu enggan menjawabnya lagi.