Ada Pengangguran dan Sopir Sumbang Rp50 Juta untuk Risma

PDIP Pastikan Usung Risma-Whisnu di Pilkada Kota Surabaya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Zumrotul Abidin
VIVA.co.id - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Surabaya menemukan kejanggalan dalam daftar penyumbang dana bagi pasangan calon Pilkada Kota Surabaya.
Risma: Jerman Sumbang Rp1,5 Triliun untuk Bangun Trem

Seorang yang berprofesi sebagai sopir dan seorang lagi pengangguran masing-masing menyumbang uang sebesar Rp50 juta untuk pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana. Kedua orang itu diketahui bernama Taufiqurahman dan Triyarso.
Ahok Sewot Jakarta Disebut Berantakan Dibanding Surabaya

“Taufiqurahman itu profesinya sebagai sopir dan tinggal di permukiman nelayan Kenjeran, dan Triyarso tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran, yang setelah diverifikasi ternyata tinggal di sebuah rumah yang sangat sederhana di Simomagerejo,” kata Anggota Panwaslu Surabaya, Lili Yunis, pada Kamis malam, 26 November 2015.
Siswa SD Menangis Agar Risma Tak Jadi Calon Gubernur Jakarta

Menurut Lili, hal itu sangat tidak masuk akal. Sebab tidak mungkin seorang supir dan pengangguran yang taraf hidupnya kurang sejahtera bisa menyumbangkan uang sebesar itu untuk pemenangan salah satu pasangan calon pilkada.

Lili telah melaporkan temuan itu kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI. “Semoga dalam waktu dekat segera ditindaklanjuti,” ujarnya.

Ketua Tim Media Centre Pemenangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, Didik Prasetiyono, mengaku sangat mengapresiasi temuan itu. Didik, yang juga Wakil Ketua PDIP Surabaya, mengatakan siap menjelaskannya kepada Bawaslu jika diperlukan.

“Kalau memang kami akan dipanggil, maka akan saya jelaskan semua, termasuk menghadirkan kedua donatur itu. Tapi pada dasarnya kami berkeyakinan sama sekali tidak menyalahi aturan,” ujar Didik saat dihubungi VIVA.co.id melalui telepon selulernya pada Kamis malam, 26 November 2015.

Rival Tri Rismaharini alias Risma, Rasiyo, mendesak Panwaslu Surabaya memberikan tindakan tegas atas temuan itu. “Karena kalau dibiarkan terus-menerus akan menyuburkan praktik politik uang, sebab sumbernya tidak jelas,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya