- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Bupati Purwakarta, sekaligus budayawan Sunda, Dedi Mulyadi sangat menyayangkan sikap pentolan Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab, yang diduga telah melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap salam Sunda.
Dalam kegiatan dakwah yang diunggah di media sosial YouTube tanggal 14 November 2015 lalu. Dalam Video berdurasi 43 detik itu, Habih Rizieq mempelesetkan sampurasun menjadi 'campur racun'.
Menurut Dedi, atas ucapannya itu, Rizieq harus bertanggung jawab dan meminta maaf kepada masyarakat Sunda. Karena pernyataan itu amat sangat menyakiti serta melecehkan orang Sunda.
"Habib Rizieq harus bertanggung jawab dan meminta maaf kepada seluruh masyarakat Sunda, atas ucapannya itu," kata Dedi.
Dedi menilai, jika ketua FPI tidak sepatutnya menyampaikan pernyataan seperti itu di forum keagamaan. Apalagi keberadaan Islam di tanah Sunda, berkembang pesat dengan kebudayaannya.
"Kita tahu jika Islam di tanah Sunda, sangat menyatu dengan kebudayaannya," ujar Dedi.
Lebih lanjut, menurut Dedi, Sampurasun memiliki makna yang sangat mulia, berasal dari kata Sampuring Ingsun, yang memiliki arti tentang ajakan berbuat kemuliaan dalam hidup, untuk saling memberi kasih sayang, sesuai dengan pemahaman orang sunda yaitu saling asah, asih, asuh.
"Sampurasun mempunyai makna Sampuring ingsun, yang memiliki arti sempurnakanlan diri anda. Makna itu adalah ajakan agar kita dapat berbuat kemuliaan," lanjut Dedi.
Dedi juga menggap hal yang wajar, jika masyarakat sunda marah pada Habib Rizieq, sehingga kedepan pernyataan seperti itu harus menjadi pembelajaran. Agar tidak ada pihak atau kelompok yang tersakiti lagi.
"Atas kejadian tersebut, tentu harus menjadi pembelajaran bagi semua. Agar kedepan tidak ada lagi pihak atau golongan yang tersakiti atas apa yang diucapkan," kata Dedi.
Berikut cuplikan videonya:
Laporan: Jay Ajang Bram