Bergaya Kiai, Pria Ini Rampok dan Bunuh Nenek-nenek

Pelaku perampokan dan pembunuhan di Semarang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id
Modus Baru Pencurian Rumah dengan Ketapel
- Kepolisian Daerah Jawa Tengah berhasil mengungkap kasus perampokan bermodus gendam disertai pembunuhan oleh satu komplotan yang terjadi di Temanggung, Jawa Tengah.

Perangkat Pemerintah di Bengkalis Atur Perampokan Dana Desa

Aksi gendam para perampok sadis pengincar nenek-nenek ini adalah dengan berpura-pura jadi kiai gadungan dengan dalih pengobatan.
Pengungkapan Kasus Mutilasi Anggota DPRD Diakui Sulit


Adalah Zaenal Abidin (55), pria asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur ini yang selalu memakai atribut serban dan peci tiap kali beraksi. Selintas, pria berambut putih ini tak nampak seperti seorang penjahat kelas kakap.


Saat memperagakan 24 rekontruksi adegan perampokan disertai pembunuhan di halaman Mapolda Jateng, Zaenal dan dua pelaku lain, Agus Kuskantomo (37) dan Agus Fatkhur Rahman (24) begitu rapi dalam beraksi di tempat kejadian perkara di Jalan Parakan-Wonosobo pada Jumat 30 Oktober 2015.


Korban adalah seorang nenek-nenek bernama  Mariem (67) warga Parakan Temanggung. Sekira pukul 16.30, pelaku yang mengendarai mobil Toyota Avanza warna putih dengan nopol N-1896-XE mulai mengintai korban nenek-nenek yang memakai perhiasan banyak.


Sesampainya di Parakan, tersangka Agus Kustanto menghentikan mobil dan turun menghampri korban dengan berpura-pura tanya alamat.


Sejurus kemudian, tersangka Zaenal Abidin yang memakai atribut kiai turun dari mobil dan berpura-pura akan mengobati korban dengan menanyakan penyakit yang diderita korban.


"Permisi, kelihatannya ibu tidak sehat dan sepertinya punya penyakit, " kata Zaenal kepada korban.


Saat itu juga korban menjawab, "Ya, saya punya penyakit darah tinggi dan pegal-pegal," ungkap korban yang setuju untuk diobati di dalam mobil oleh tersangka Zaenal.


Di dalam mobil, para tersangka kemudian menyuruh korban melepas semua perhiasan yang dipakai dengan dalih pengobatan tidak bisa dilakukan jika masih mengenakan perhiasan. Korban yang merasa curiga langsung menolak dan justru berteriak minta tolong.


Melihat korban melawan, ketiga pelaku kemudian melancarkan aksinya dengan melakban mulut, muka serta mengikat tangan korban agar tidak berontak. Tersangka juga memukul bagian belakang korban hingga tewas di dalam mobil.


"Saya langsung ambil kalung, gelang dan uang korban Rp2 juta dan melajukan kendaraan untuk membuang korban di tempat sepi," katanya.


Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Pol Gagas Nugraha mengatakan, setelah melakukan aksinya para pelaku kemudian kabur di lokasi indekosnya di wilayah Sragen.


Terungkapnya kasus ini setelah pihaknya menerima laporan dan menyelidiki TKP pembuangan korban serta memeriksa saksi-saksi.


"Pertama laporannya memang penemuan korban dengan kekerasan. Ditemukan handphone dan bekas kekerasan benda tumpul yang diotopsi di Polres Temanggung lalu kita kembangkan," kata dia.


Pada 13 November 2015, ketiga pelaku akhirnya dibekuk di Sragen dan menyita sejumlah barang bukti seperti mobil toyota Avanza yang digunakan untuk beraksi. Saat ini polisi juga masih mengembangkan kasus ini. Ditengarai komplotan ini juga beraksi di wilayah hukum Salatiga, Boyolali dan Sragen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya