Polisi Akui Kesulitan Jaga Papua
VIVAnews - Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto mengakui bahwa anggotanya mengalami kesulitan dalam melakukan upaya penegakan hukum di kawasan pedalaman Papua sehubungan adanya aksi OPM yang melakukan penyerangan secara gerilya.
"Anggota kami mengalami kesulitan karena OPM menyerang secara gerilya. Apalagi kawasan itu sudah menyatu dengan kelompok tersebut," kata Irjen Bagus Ekodanto seperti yang dilansir dari tvone.co.id.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) Rabu kemarin, 24 Juni 2009 menyerang dengan menembaki konvoi kendaraan yang membawa Kasat Brimob AKBP Prasetyo Wardono dari Mulia menuju Pos Polisi Tingginambut.
Penyerangan itu dilakukan saat konvoi melewati Kampung Kanoba, Puncak Senyum, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, atau sekitar 50 meter dari pos TNI, hingga menyebabkan tewasnya Bripda Ahmad, anggota Brimob Polda Papua.
Kapolda mengakui, petugas sebetulnya sudah mencapai daerah-daerah yang diketahui sebagai markas OPM, namun kawasan itu sudah dikosongkan saat anggota tiba.
"Anggota sudah mencapai lokasi yang dijadikan markas OPM seperti di Tinggineri dan Birime, namun tempat itu ternyata sudah dikosongkan," kata Kapolda Papua seraya menegaskan pihaknya belum ada rencana menambah pasukan untuk dikirim di Puncak Jaya.
Menurutnya, anggota yang sudah dikirim ke Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, jumlahnya sudah cukup karena untuk melakukan upaya penegakan hukum di kawasan itu Polda Papua sudah mengirim 1 SSK (satuan setingkat kompi).
Sejak awal Januari 2009 tercatat sekitar tujuh kasus penyerangan yang dilakukan OPM di kawasan Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, baik terhadap pos polisi maupun pos TNI dengan menewaskan empat orang anggotanya.
Jenazah Bripda Ahmad yang meninggakan seorang istri dan tiga anak yang masih balita, saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Kali Acai, Distrik Abepura, Kodya Jayapura.
amril.78@vivanews.com