Budi Waseso Pasrah soal Nasib Kantor BNN

Sumber :
  • Irwandi Arsyad / VIVA.co.id
VIVA.co.id - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso, mengaku telah menerima kabar tentang nasib kantor lembaga yang dipimpinnya. Tetapi, dia menolak mengungkapkan detailnya, karena sedang dalam pertimbangan Presiden Joko Widodo.
PDIP Bahas Nama Budi Waseso untuk Pilkada Jakarta

Budi Waseso berterus terang pasrah saja pada kebijakan Presiden: dibangunkan gedung baru atau diganti dengan gedung lama untuk BNN.
Diusulkan Tiru Filipina Perangi Narkoba, Ini Respons DPR

"Sedang dipikirkan oleh Bapak Presiden, dan kami serahkan saja kepada Beliau. Kami juga tidak tahu (anggarannya)," ujar Budi Waseso kepada wartawan dalam kegiatan penempelan stiker Stop Narkoba di sejumlah minimarket di Jakarta Pusat, Minggu, 8 November 2015.
Laporan Pencemaran Nama Baik oleh Haris Azhar Ditunda

Waseso menjelaskan bahwa BNN akan menerima apa pun kebijakan Presiden. Menurut dia, gedung kantor tak terlalu penting, karena aparat BNN tetap bekerja meskipun tanpa kantor. Soalnya, pemberantasan narkoba jauh lebih penting dan mendesak ketimbang urusan gedung kantor.

"Kami akan menerima di mana saja (kantor BNN), dan tidak akan jadi masalah. Saya akan bekerja lebih baik," katanya.

Kantor BNN yang berada di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, akan diambil alih oleh Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri). Gedung itu diketahui milik Mabes Polri dan akan diambil alih pada awal 2016.

Budi Waseso sudah melaporkan perihal itu kepada Presiden. Apabila nantinya BNN tidak juga mendapatkan kantor baru, ia dan aparatnya akan mendirikan tenda untuk bekerja. Dia beralasan, dengan mendirikan tenda di Monas, bisa lebih leluasa bekerja sama dengan Presiden. 

Stiker stop narkoba

Budi Waseso dan aparatnya menempelkan stiker Stop Narkoba di sejumlah minimarket di kawasan Jakarta, sebagai kampanye memerangi narkoba. Stiker-stiker serupa akan ditempelkan juga di pusat hiburan malam dan pusat perbelanjaan di Jakarta.

Penempelan stiker itu, katanya, merupakan upaya untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya narkoba. Karena itu, stiker-stiker tidak hanya ditempel di tempat-tempat rawan penyalahgunaan narkoba, seperti tempat hiburan malam, melainkan juga kawasan yang dinilai tak terlalu rawan, misalnya, kompleks sekolah dan kampus.

"Pokoknya tempat yang banyak orang akan dipasang stiker itu. Mau rawan atau tidak, tetap akan dipasang," katanya.

Apabila penempelan stiker ini mampu mengurangi angka penyalahgunaan narkoba, BNN akan meluaskan jangkauan penempelan stiker itu.

"Untuk sementara, kami jadikan Jakarta sebagai target awal dulu. Jika berhasil, program ini akan menyebar di seluruh tempat di Indonesia,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya