Jubah Ini Bukti Diponegoro Pernah Menimba Ilmu di China

Jubah peninggalan Pangeran Diponegoro
Sumber :
  • VIVA.co.id./Dwi Royanto
VIVA.co.id
Melacak Jejak Putra Pangeran Diponegoro di Matraman & Depok
- Siapa yang tak kenal tokoh Pangeran Diponegoro. Tokoh besar yang selalu gigih berjuang mengusir penjajah Belanda di tanah Jawa dan berbagai belahan nusantara ini selalu menarik untuk diceritakan kisah perjuangannya.

Berwisata Menyaksikan Patung Besar Pangeran Diponegoro
Selain sebagai seorang bangsawan, pahlawan yang identik mengusir Belanda melalui taktik geriliya pada tahun 1825-1830 itu dikenal sebagai ulama besar penyebar agama Islam di Jawa. Saat masih muda, Diponegoro bahkan sudah gigih menimba ilmu kepada sejumlah ulama nusantara bahkan di negeri seberang. Cina (Tiongkok) salah satunya.

Misteri Bercak Darah di Keris Pangeran Diponegoro
Bukti Pangeran Diponegoro pernah menimba ilmu di negeri tirai bambu adalah peninggalan sebuah jubah khas yang selalu melekat di tubuhnya. Konon, jubah berbahan kain santung setinggi 170 sentimeter itu merupakan pemberian kaisar Cina saat Diponegoro belajar agama di sana.

Jubah yang terbuat dari kain santung selalu identik dengan perjuangan Pangeran Diponegoro selama bergeriliya mengusir penjajah. Bahan kain santung sendiri biasa dikenal dengan sebagai kain blaco yang memiliki ciri khas. Sekilas, kainnya tampak kaku dan cukup tebal sehingga cocok dipakai oleh pejuang pada zaman dahulu yang sering bergerilya di hutan belantara. 
Keistimewaan lain, bahan jubah ini sangat sulit didapat serta dijahit secara manual dengan tangan.

Bagian Umum dan Kepegawaian Bakorwil II Magelang Budi Suroso menjelaskan, jubah milik Pangeran Diponegoro itu memiki jejak keislaman yang sangat kental. Karena pada masa mudanya, Diponegoro memang dikenal suka mengembara untuk menimba ilmu agama Islam kepada sejumlah ulama.

"Beliau memang senang bersilahturahmi dengan ulama-ulama besar dan memperdalam agama Islam di tiap pondok seluruh dunia," kata Budi di sela pameran Museum Mart Semarang, Selasa 3 November 2015.

Menurut sejarahnya, saat menimba ilmu di Cina, Putra Sultan Hamengkubuwono III dari selir Raden Ayu Mengkarawati-putri Bupati Pacitan itu memang sempat dijamu oleh kaisar Cina saat itu. Jubah berwarna putih itu diberikan kaisar sebagai bentuk penghormatan kepada Diponegoro.

"Dalam perjalannya, Pangeran Diponegoro bahkan memakai jubah putih ini saat beliau melakukan perundingan dengan Gubernur Jenderal Belanda De Kock di Magelang kala itu, " jelas Budi seraya menambahkan bahwa jubah itu telah berusia 204 tahun.

Jubah khas Pangeran Diponegoro kini masih terawat baik di Museum Diponegoro di Magelang, Jawa Tengah. Pada event Museum Mart 2015 di Museum Ronggowarsito, Semarang pada 2-6 November mendatang jubah ini benda sejarah yang disuguhkan secara gratis kepada masyarakat. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya