Mitosnya Ikan-ikan Ini Pengawal Majapahit yang Dikutuk

Ikan Sengkaring.
Sumber :
  • FOTO: VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id
Penggalian Lokasi Situs Majapahit Dinilai Langgar UU
- Pemandian Banyu Biru adalah lokasi wisata yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Winongan, Pasuruan. Namun siapa sangka jika pemandian ini merupakan situs bersejarah era Majapahit.

Patung Sepasang Kekasih Masa Majapahit Ditemukan Warga
 
Gundukan Tanah Diduga Kuat Situs Leluhur Raja-raja Jawa
Memasuki lokasi pemandian ini terlihat patung kala. Di dalam kolam pemandian ini terdapat ikan yang oleh warga disebut ikan sengkaring. Konon jumlahnya pun ribuan, karena warga tidak ada yang berani mengambilnya.
 

Selain patung kala, juga terdapat sebelas patung lain yang diletakkan dalam suatu tempat dan dipagari. Tak hanya itu, di pemandian ini juga terdapat petilasan Mbah Tombro.

 

“Pada zaman Kerajaan Majapahit, saat masuknya Islam ke dalam kerajaan, terjadi perpecahan. Penggawa kerajaan yang beragama Hindu tersingkir ke daerah Pasuruan dan sebagian ke Tengger,” ujar Bandi, juru kunci pemandian Banyu Biru.

 

Dua para prajurit dari Kerajaan Majapahit, Tombro dan Kebut ikut menyingkir ke hutan dan membangun tempat pemukiman yang sekarang telah menjadi Desa Sumberejo. Di sana, Kebut bekerja menjadi pembuat keris dan Tombro bekerja menjadi petani dan peternak kerbau serta memelihara monyet.

 

Saat menggembala, Tombro yang sedang menunggu para kerbaunya untuk kembali dari mencari rumput di hutan, khawatir karena kerbau–kerbau peliharaannya tak kunjung datang. Akhirnya, Tombro pergi menyusuri hutan untuk mencari mereka dan menemukan kerbau–kerbaunya terjebak di kubangan lumpur.

 

Setelah Tombro mengeluarkan mereka dari kubangan lumpur tersebut, dia melihat kubangan lumpur itu berubah menjadi kolam air yang jernih yang kebiruan. Ikan–ikan Sengkaring yang berenang di sana dapat terlihat langsung.


Kabar tersebut didengar oleh Bupati Pasuruan yang bertama yakni Raden Adipati Nitiningrat. Bupati tersebut mengajak saudagar dari Belanda yang bernama PW Hoplan. Kemudian kolam tersebut dibangun oleh Belanda sebagai pemandian umum dan diberi nama telaga Wilis. Agar terlihat indah, kolam tersebut dihiasi dengan taman dan diberi sebelas patung yang yang diambil dari Singosari.

 

Menurut Bandi, ikan Sengkaring sudah hidup sejak dahulu di situ. Dulunya, ada yang menyebut bahwa ikan–ikan yang berenang di dalam kolam adalah para prajurit dari Kerajaan Majapahit yang telah dikutuk. Karena cerita rakyat inilah tidak ada yang berani mengganggu ikan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya