"Pak Presiden, Kami Rindu Bermain di Luar Kelas"

Siswa SD di Palembang protes kabut asap
Sumber :
  • VIVA/Adjie YK Putra
VIVA.co.id
Riau Kembali Alami Musim Kemarau
- Para murid Sekolah Dasar (SD) di Palm Kids Palembang tampak melakukan aktivitas belajar seperti biasanya, meski kabut asap telah menerpa wilayah Sumatera Selatan sejak tiga bulan lalu.

Indonesia Targetkan 2 Juta Hektare Gambut Dipulihkan

Namun, sedikit berbeda seperti hari biasanya, para Murid dari kelas 1 sampai kelas 6, seluruhnya diwajibkan oleh pihak sekolah untuk mengenakan masker meski berada di dalam kelas. Itu dilakukan untuk mencegah seluruh murid agar terhindar dari penyakit ISPA karena asap.
Jokowi Bentuk Badan Restorasi Gambut


Sudah hampir empat bulan ini selalu bergelimang asap, akhirnya membuat gerah para anak-anak tersebut. Mereka mencurahkan isi hati dan kegelisahan mereka, lewat gambar-gambar yang mereka buat dengan secarik kertas dan krayon.

Dari gambar tersebut, bocah SD ini menyatakan protes keras kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat, tak terkecuali orang nomor satu di negeri ini Presiden Jokowi.

Ratusan gambar dari ukiran krayon dan kertas jari-jari kecil para murid SD ini, dimaksudkan untuk dikirim langsung kepada Presiden Jokowi.


Bimbim salah satu murid SD kelas 6 Palm Kids Palembang, mengaku sangat merindukan untuk bermain di luar kelas bersama teman-temannya terutama pada jam pelajaran olah raga.


Namun, karena kabut asap, aktivitas di luar ruangan ditiadakan, untuk menghindari para murid menghirup asap pekat.


"Pak Presiden, kami  rindu bermain di luar ruang," begitu ucapan yang diutarakan Bimbim saat disambangi di sekolahnya, oleh
VIVA.co.id
, Senin 26 Oktober 2015.


Selain pembatasan aktivitas di luar, jam belajar para murid pun saat ini telah dikurangi. Dari sebelumnya mulai belajar pukul 07.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB, kini menjadi berkurang yakni dari pukul 09.00 WIB sampai 13.00 WIB.


"Kami juga biasa berkebun di samping sekolah. Tetapi sekarang tidak bisa lagi karena asap makin banyak," ujar Bimbim.


Kini, teman-teman Bimbim setidaknya sudah 30 orang telah dirawat di Rumah Sakit untuk menjalani perawatan sakit pernafasan karena ISPA. Bocah berumur 8 tahun ini pun berharap agar permasalahan bencana asap ini segera usai.


Dikirim ke Presiden


Kepala Sekolah SD Palm Kids Palembang Dewi Indrawati mengungkapkan, saat ini terkumpul ratusan karya anak didiknya tentang kabut asap tersebut.


Dari ratusan karya itu, disortir menjadi puluhan saja untuk dikirim ke Presiden Jokowi. "Karya itu dibuat siswa sendiri minggu kemarin. Mereka kompak bikin satu-satu, ada juga yang dua," ungkap Dewi


Seluruh karya tersebut, hari ini akan dikirim melalui akun Twitter dan email pribadi Jokowi. Sebab, jika melalui pos, kemungkinan besar akan terlambat atau bisa saja sama sekali tidak sampai.


"Hari ini kita kirim, sudah kita
scanning
. Kami minta Pak Jokowi merespons cepat keluhan anak-anak ini," kata dia.


Jika tak ditanggapi dengan cepat sehingga kabut asap masih terus berlangsung, para siswa akan menelepon langsung ke nomor pribadi Jokowi. Itu sebagai puncak harapan siswa yang berbulan-bulan terhirup asap.


"Kami sudah dapat nomor Pak Jokowi. Nanti ada siswa kami yang menelepon langsung, biar cepat ditangani. Kalau mau demo itu kurang etis bagi siswa kami," sambung Willius Ruslim, Ketua Yayasan Palm Kids Palembang.


Sementara itu, meski Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meminta daerah yang terkena dampak kabut asap menghentikan kegiatan belajar-mengajar. Namun, instruksi itu dikatakan Willius Ruslim menjadi dilema bagi yayasannya.


Sebab, para wali murid banyak yang tidak setuju untuk menghentikan kegiatan belajar.


"Ada setuju ada yang tidak. Begitu juga dengan murid dan wali murid kita. Jadi sekolah tetap kita jalankan, untuk murid yang tidak masuk, kita izinkan. Banyak para murid yang menolak libur karena takut ketinggalan mata pelajaran mereka, sehingga ingin tetap sekolah, meskipun dengan keadaan seperti ini," ujar Ruslim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya