Waspada, Asap yang Diduga Beracun di Sumatera

Citra satelit asap mengandung karbon monoksida
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ali Azumar

VIVA.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mengungkapkan bahwa satelit NASA mendeteksi ada karbon monoksida di wilayah Riau bagian selatan. Diduga, kumpulan besar karbon monoksida tersebut beracun.

Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin, menjelaskan, gumpalan asap beracun mengandung karbon monoksida tersebut sudah sangat parah.

BNPB Deteksi Peningkatan 151 Hotspot Kebakaran Hutan

"Pergerakannya ke barat laut sampai utara," ujar Sugarin di ruang kerjanya, Jumat 23 Oktober 2015.

Dia menjelaskan, wilayah Riau bagian selatan tersebut meliputi Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, dan Pelalawan. Pergerakan ke utara, itu bisa sampai ke Kota Pekanbaru.

"Itu perlu waspada. Kita akan terpapar lagi dengan kondisi seperti itu. ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) saat ini juga kategori berbahaya," katanya.

Sugarin menambahkan, saat ini, kondisi ekstrem terjadi di Indragiri Hulu. Jumat pagi, jarak pandang hanya 50 meter. Kondisi yang sama juga terjadi di Kabupaten Pelalawan. Jarak pandang cuma 50 meter, karena terhalang kabut asap pekat.

Karbon monoksida diketahui merupakan gas tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Umumnya terbentuk dari proses pembakaran tak sempurna dan beracun.

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016