Warga Pelosok Korban Asap Tak Dapat Masker, Beli Pun Tak Ada

Korban bencana kabut asap di Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rony Muharrman
VIVA.co.id - Bencana kabut asap tak berkesudahan. Lebih 80 ribu warga Riau sakit karena terpapar kabut asap. Pemerintah dan swasta tak tinggal diam memberikan bantuan. Ada yang kebagian, tapi tak sedikit pula yang tak tersentuh sama sekali.
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Warga yang tinggal di perkotaan acap mendapat bantuan masker, karena sering disalurkan di jalan-jalan utama yang padat dilewati masyarakat. Begitu juga sekolah-sekolah besar. Posko kesehatan pun banyak bertaburan.
Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Berbeda dengan sekolah dan masyarakat yang tinggal di perdesaan. Mereka banyak yang tidak mendapatkan bantuan.
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat

Warga yang tinggal di pelosok dan perdesaan meminta pemerintah juga memperhatikan kondisi mereka. Sejauh ini mereka tidak disentuh bantuan.

"Pemerintah jangan hanya membantu masyarakat di perkotaan saja. Kami di desa juga butuh pertolongan. Selama ini kami tak pernah diberi masker," ujar Ismawati, ibu rumah tangga di Kabupaten Kampar, kepada VIVA.co.id, Kamis, 22 Oktober 2015.

Ia dan dua anaknya yang masih balita, terpaksa harus mengisap udara yang masuk dalam kategori berbahaya. Tidak ada masker untuk memfilter udara beracun.

"Kami ini lebih layak dibantu ketimbang warga di kota. Mereka orang mampu, kami di desa orang miskin," keluhnya.

Hal senada juga disampaikan Tini. Anaknya yang berusia dua tahun sering mengalami batuk dan demam.

"Cuaca begini banyak yang demam. Bagaimana tidak demam, kabut asap pekat. Kami tak diberi masker. Lagi pula di desa, mana ada yang jual masker," katanya.

Ismawati dan Tini hanya segelintir masyarakat perdesaan yang tidak terlalu menghiraukan ada atau tidak bantuan masker dan obat-obatan, meski mereka sebenarnya membutuhkan.

Hal serupa dialami Daus, warga Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Lingkungan dan tempat anaknya sekolah tidak pernah diberi bantuan. Kondisi itu berbeda dengan sekolah-sekolah favorit dan berkelas.

"Apa karena di tempat kami tidak ada anak pejabat bersekolah, sehingga tidak didatangi dan diberi bantuan. Saya harap pemerintah tidak membeda-bedakan warga," ujar Daus.

Jumlah masker kurang

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Syafril, mengakui bahwa Riau sebenarnya masih banyak kekurangan masker dan obat-obatan untuk disalurkan kepada warga terpapar kabut asap.

"Semua bantuan sudah kami salurkan. Pendistribusiannya menjadi tanggung jawab kabupaten dan kota masing-masing daerah. Namun harus diakui jumlahnya masih kurang," kata Andra.

Ia mengatakan kini warga Riau masih membutuhkan bantuan berupa masker, obat batuk orang dewasa, dan sirup batuk untuk anak-anak. "Termasuk juga obat tetes mata akibat kabut asap," ujar Andra.

Selain pemerintah, beberapa perusahaan swasta juga turut andil membantu warga. Salah satunya dilakukan unit usaha Asian Agri Group, PT Inti Indosawit Subur (IIS) Kebun Buatan. Mereka tidak mau ketinggalan membantu warga yang terkena dampak asap.

Dokter klinik Asian Agri Sehat - Buatan, dr M Zia Ulhaq, mengatakan bahwa kegiatan yang bersifat layanan kesehatan adalah hal yang sudah rutin dilakukan.

"Apalagi di tengah musibah asap ini, tentu perusahaan turut prihatin, dan berupaya meringankan beban warga dengan melakukan pengobatan gratis," ujar dr M Zia.

Dalam pelaksanaan pengobatan gratis itu, Tim Kesehatan perusahaan bekerja sama dengan Tim kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Pelalawan.

Asian Agri melalui unit-unit usahanya sudah melakukan pengobatan gratis di sembilan desa, yakni Desa Segati, Desa Sotol, Desa Penarikan, Desa Padang Luas, Desa Langgam, Desa Tambak, Desa Gondai, Desa Langkan, dan Desa Delik. Semua terletak di Kabupaten Pelalawan.

Kepala Puskemas Kecamatan Pelalawan, Firdaus Putra SKM, menyambut baik kerja sama pengobatan gratis ini. "Kegiatan pengobatan gratis bagi korban asap tentu hal yang memang saat ini dibutuhkan warga," ujar Firdaus. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya