Ribut Kontrak Freeport, Warga Papua Merasa Diabaikan

Tambang Freeport di Papua.
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id
Jokowi Beber 'Mantra' RI di Forum Ekonomi Islam Dunia
- Permasalahan mengenai PT Freeport yang sampai saat ini masih belum menemui titik akhir ternyata membuat sebagian masyarakat Papua merasa ditinggalkan. Sebab, di saat pemerintah yang seharusnya mempedulikan nasib dan suara masyarakat Papua, khususnya yang bermukim di sekitar PT Freeport, justru masih ada pendapat mengenai kelanjutan kontrak PT Freeport. 

Jokowi: Jumlah Peserta Tax Amnesty Baru 344 Orang
Hal itu diungkap oleh seorang warga lokal Papua Napoleon Sawai yang kebetulan juga menjabat sebagai Vice President PT Freeport Indonesia di forum diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 17 Oktober 2015. 

Dana Rp11 Ribu Triliun Milik WNI Seliweran di Luar Negeri
"Kami merasa NKRI tidak ada di Papua. Mereka tidak hadir untuk kami masyarakat Papua dan yang bekerja untuk Freeport. Kami ingin melihat adanya kedaulatan di sana. Pemerintah harus tentukan, apakah tetap memperpanjang kontrak (PT Freeport) atau mau diputuskan, karena ini menyangkut nasib kami semua," ujar Napoleon.

Dia berpendapat, dengan adanya PT Freeport tersebut, masyarakat khususnya para pekerja yang berasal dari Papua menjadi lebih maju. Tidak seperti daerah lainnya yang masih banyak tertinggal, kata Napoleon, saat memasuki kawasan kantor Freeport warga lokal disajikan suatu dunia yang sangat modern dan canggih.

"PT Freeport seperti 'laboratorium' modern di Timur Indonesia," kata dia.

Di samping itu, Napoleon mewakili pihak PT Freeport dan masyarakat Papua sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo atas kebijakan-kebijakan yang diambil untuk PT Freeport dan warga lokal.

"Kami melihat Jokowi ingin membangun Papua dan salah satunya melalui Freeport. Jadi kenapa kita tidak mendukung niat Presiden tersebut? Kalau kontrak diperpanjang maka sudah pasti ada negosiasi yang dilakukan dengan melihat solusi terbaik bagi semua pihak. Saya yakin negosiasi akan menghasilkan win-win solution," papar Napoleon.

Denan negosiasi pula, ujar dia, maka semua pihak terkait dapat melihat kepentingan masing-masing sehingga nantinya semua orang bisa menikmati kesejahteraan.

Dia turut menyebut, PT Freeport turut memberdayakan warga lokal menjadi bagian dari perusahaan asal Amerika Serikat itu. Total, saat ini karyawan PT Freeport Indonesia berjumlah sekitar 30 ribu jiwa. Sebanyak 27 persen dari karyawan merupakan warga lokal Papua.

"54 orang berada di level manajerial dan tujuh orang warga lokal Papua menduduki posisi sebagai Vice President," ucap dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya