- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengaku telah mendapat laporan dari Kapolri, terkait peristiwa pembakaran rumah ibadah di Aceh Singkil.
Luhut menyebut, permasalahan di Aceh Singkil merupakan masalah lama, bahkan sejak 1979. Permasalahan itu, terkait izin pembangunan rumah ibadah.
"Itu rumah ibadah kecil-kecil, sehingga mereka ingin dihentikan dan ada yang diproses izinnya ada lima, atau tujuh yang sudah mendapat izin. Tapi yang 10 ini, yang tidak mendapatkan izin. Itu menjadi masalah," kata Luhut di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 15 Oktober 2015.
Menurut Luhut, peraturan daerah terkait izin pembangunan rumah ibadah akan dievaluasi, agar tidak terjadi penyimpangan. Salah satunya adalah Surat Keputusan Bersama dua Menteri pada saat pemerintahan Presiden SBY yang menyebut izin pendirian rumah ibadah harus mendapat persetujuan 60 warga sekitar.
"Sekarang, kita ingin memproses semua pihak, supaya proses izin rumah ibadah, dan kalau ada perbedaan pendapat, saya berharap tidak dilakukan hal-hal seperti ini yang memperburuk citra kita di mata dunia internasional," ujar dia.
Seperti diketahui, sebuah rumah gereja yang disebut "undung-undung" dibakar massa di Desa Sukamakmu, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Selasa 13 Oktober 2015.
Aksi pembakaran itu dilakukan oleh kelompok orang dalam jumlah besar.
Usai membakar gereja, massa kemudian bergerak ke lokasi lain. Puluhan polisi bersenjata lengkap yang berjaga tak dapat menghalau massa yang sangat banyak.
Kerusuhan di Aceh Singkil, diketahui telah menelan korban satu orang tewas, dan lima warga dilaporkan terluka. Hingga kini, kepolisian masih memeriksa sejumlah saksi atas insiden kerusuhan antaragama tersebut. (asp)
2.000 Prajurit TNI Disiagakan untuk Natal di Aceh Singkil
Aceh Singkil sempat terjadi pembakaran gereja pada Oktober silam.
