Tosan Pulang dengan Pengawalan Ketat

Tosan saat masih dalam perawatan beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • Diah Pitaloka

VIVA.co.id - Tosan, buruh tani dan aktivis penolak tambang pasir ilegal asal Desa Selok Awar-Awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, akhirnya pulang dari Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang, Selasa petang, 13 Oktober 2015.

Kisah Tangisan Anak TK Iringi Penyiksaan Salim Kancil

Tosan dirawat sejak Minggu, 27 September 2015, karena luka para akibat dianiaya oleh para pendukung tambang ilegal di desanya.

Proses kepulangan Tosan dijaga ketat oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Dalam proses pemulangan Tosan, awak media pun terpaksa gigit jari lantaran kecolongan tak bisa bertemu Tosan saat keluar dari Rumah Sakit.

Kades Pembunuh Salim Kancil Rutin Suap Muspika
"Tosan akan dipulangkan ke rumahnya," kata Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu.

Tambang Ilegal di Tanah Keraton, Sultan Marah
Proses keluarnya Tosan dari Rumah Sakit berlangsung cepat. Sekitar pukul 18.30, ketika awak media sedang disibukkan dengan wawancara dengan Edwin, tiba-tiba tersiar kabar Tosan sudah berada di lahan parkir mobil bagian samping RSSA.

Ketika awak media tiba di lahan parkir, Tosan sudah berada di dalam salah satu dari lima mobil yang berjalan beriringan.

Tosan terlihat berada di dalam mobil Toyota Avanza hitam. Di kursi belakang terlihat istri Tosan, Ati Haryati duduk sambil merunduk, mengabaikan panggilan awak media yang ada di luar mobil.

Seolah dalam kondisi terancam, mobil terus melaju meninggalkan kejaran media dan mengabaikan permintaan wawancara dari media yang sudah menunggu kepulangan Tosan sejak pagi.

Satu persatu mobil keluar tanpa terlihat adanya mobil patroli milik kepolisian. Proses pemulangan Tosan yang dramatis itu mengakhiri perawatan Tosan di RSSA Malang yang berlangsung sejak Minggu 27 September 2015 lalu.

Edwin menyebut ada kemungkinan Tosan akan dipindah ke tempat perlindungan saksi khusus jika kondisi memungkinkan.

"Awalnya ke rumahnya sendiri, nanti akan kami bicarakan lagi dengan Pak Tosan (kemungkinan tinggal di tempat lain)," kata Edwin.

Terdapat sekitar 10 petugas LPSK dan beberapa aparat kepolisian yang terlibat dalam proses keluarnya Tosan dari RSSA menuju Lumajang. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya