WALHI : Ada Unsur Kelalaian Negara dalam Bencana Asap

Aksi massa protes bencana kabut asap di Riau
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ali Azumar

VIVA.co.id - Manajer Kampanye WALHI Zenzi Suhadi, mengatakan ada unsur kelalaian negara sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan. Menurutnya, intensitas kebakaran selama periode 2010 hingga 2015, ternyata tak bisa dilepaskan dari pelaksanaan pemilu 2009.

"Saya menemukan pemilu 2009, berelasi dengan penerbitan izin 14 juta hektare areal hutan dan lahan dan praktik pembersihan lahan oleh koorporasi," ujar Zenzi saat diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu 10 Oktober 2015.

Ia menambahkan, ada juga kesengajaan pembakaran hutan untuk melegitimasi proses pelepasan kawasan hutan, karena kalau hutan tidak produktif maka akan diterbitkan izin pelepasan kawasan hutan.

Zenzi menyebutkan, sejak 2010 hingga 2015, Walhi mendampingi 700 warga yang ditangkap karena mencoba mencegah perusakan hutan oleh koorporasi. Menurut Zenzi, dari peristiwa ini bisa terlihat bagaimana pemerintah, termasuk pemerintah daerah melakukan pembiaran dan kelalaian dalam perusakan hutan. Sebab, saat masyarakat mencoba menghentikan perusakan hutan, polisi malah hadir membela koorporasi.

Lalu, ia menyebut kebakaran hutan sebagai kelalaian karena selalu terjadi berulang tiap tahun. "Seharusnya, kalau pemerintah ingin antisipasi kebakaran pada 2015, sejak 2014 sudah disediakan anggaran untuk menangani persoalan ini," katanya.

Selanjutnya, contoh kelalaian negara lainnya, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 yang mengakibatkan peningkatan izin konsesi areal hutan dan lahan.

Indonesia Targetkan 2 Juta Hektare Gambut Dipulihkan

Meskipun begitu, ia mengakui, untuk tahun ini pemerintah khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melakukan langkah progresif di bidang hukum. (asp)

Petugas menunjukkan sebaran titik api yang muncul di sejumlah kawasan hutan dan lahan di Indonesia

Riau Kembali Alami Musim Kemarau

Meski sebagian wilayah mengalami hujan, di Riau masih ada titik api.

img_title
VIVA.co.id
3 Februari 2016