Diplomasi Indonesia Plin Plan Soal Kebakaran Hutan

Presiden Jokowi meninjau kabut asap di Riau
Sumber :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro

VIVA.co.id - ‎Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, Sodik Mudjahid, menyayangkan perubahan sikap Pemerintah Indonesia yang awalnya menolak bantuan, akhirnya mau membuka diri untuk menerima bantuan dari negara lain, terkait dengan permasalahan bencana asap yang hingga saat ini masih belum dapat diselesaikan.

"Ya ini citra buruk, plin plan dan tidak punya arah, serta master plan diplomasi luar negeri," katanya kepada VIVA.co.id, Sabtu 10 Oktober 2015.

Sodik menambahkan, ketika Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi tiba-tiba menghubungi berbagai negara untuk meminta bantuan pemadaman hutan dan lahan yang berdampak pada kabut asap yang merenggut korban jiwa, sebagai tanda ketidakmampuan Indonesia menangani masalah.

Kebakaran Besar Melanda Portugal

"Ini simbol ketidakmatangan diplomasi akibat lemahnya penguasaan masalah," katanya.

Politsisi Partai Gerindra ini menduga pemerintah tidak mempunyai data akurat mengenai luas hutan, perkebunan, dan lahan milik masyarakat yang dijadikan perkebunan. Sehingga, saat terjadi kebakaran kesulitan melakukan penanganan dan berbagai langkah hukum.

"Saya duga pemerintah tidak tahu bahwa luas hutan kita yang digunakan sebagai kebun sawit oleh perusahaan Singapura dan Malaysia lebih luas daripada luas lahan yang dijadikan kebun sawit perusahaan Indonesia," katanya.

Bila pemerintah mempunyai data yang jelas, seharusnya bisa langsung melakukan tindakan tegas. "Jika kita paham ini, ketika kebakaran hutan mulai meningkat, kita langsung minta pertanggung jawaban, minimal kontribusi pemadaman. Bukan kita yang disalahkan oleh Singapura," katanya.

Sekarang semua sudah terjadi, Sodik mengingatkan, agar semua masalah itu jangan terjadi lagi. Selain itu, ia mengingatkan, agar pemerintah menyiapkan langkah diplomasi yang tepat terkait kebakaran hutan dan kabut asap. Dengan diplomasi cerdas, Indonesia akan mendapat dua keuntungan.

"Pertama, selamat dari citra buruk pembakar hutan, perusak lingkungan dan penggaggu negara tetangga. Yang kedua, Indonesia akan mendapat bantuan dan tidak ngemis-ngemis seperti sekarang," katanya.

Sebelumnya, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, mengatakan,  pada Rabu malam kemarin, 7 Oktober 2015, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menghubungi sejumlah negara tetangga untuk meminta bantuan pertolongan untuk memadamkan api. Ada lima negara yang dihubungi yakni Singapura, Malaysia, Rusia, China, dan Australia. (asp)

Kebakaran hutan di Portugal.

Kebakaran di Portugal, Nasib WNI Terus Dipantau

KBRI Lisbon diperintahkan melacak WNI apakah jadi korban atau tidak.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016