Membahayakan, Warga Hisap Asap Bercampur Debu dan Abu

Warga memprotes bencana kabut asap yang menyelimuti Sumatera dan Kalimantan di Bundaran Majestik Medan, Sumatera Utara, Selasa (6/10/2015)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
<
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
p>
Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau
VIVA.co.id - Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyebut kondisi udara di daerah itu sudah membahayakan.
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat


Udara yang dihirup oleh warga, tak lagi sekadar udara biasa. Namun sudah bercampur partikel lain berupa debu dan abu.


"Partikel di udara didominasi asap yang mengandung campuran debu dan abu. Pada pagi dan sore masuk kategori berbahaya," ujar Kepala BLH Sumatera Selatan Lukitariati, Jumat 9 Oktober 2015.


Sejauh ini data dari Dinas Kesehatan setempat, jumlah penderita Infeksi Saluran pernafasan Atas hingga 7 Oktober 2015 sudah ada 6.398 warga yang terjangkit. 3.281 orang di antaranya berada di Kota Palembang.


Dibandingkan bulan September 2015, penderita ISPA di Sumsel tembus diangka 26.462 penderita. Sedangkan di Palembang 15.474 penderita.


"Sehingga kita imbau untuk warga mengurangi aktivitas di luar rumah apabila tidak ada hal yang mendesak" ujar Kadinkes Sumsel Lesty Nurainy.


Di Tapanuli Tengah Sumatera Utara, kondisi serupa juga terjadi. Kabut asap kiriman telah membuat warga menjadi terjangkit ISPA.


"Ada peningkatan sebesar 40 persen penderita ISPA. Sekarang saja sudah ada 653 warga yang terjangkit, jumlah ini belum ditambah dua bulan lalu," kata Kepala Bidang Penanggulangan Kesehatan Dinas kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah Febrianto Manalu.


Syaren Situmorang/Sumatera Utara
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya