RI Isyaratkan Siap Terima Bantuan Asing Berantas Kabut Asap

Kebakaran lahan dan hutan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Siswowidodo
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Pemerintah akhirnya bersedia menerima bantuan asing, untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Langkah tersebut diambil menyusul masih banyak titik api dan kabut asap yang semakin berbahaya.

DPR Pertanyakan SP3 atas Perusahaan Tersangka Pembakar Hutan
Hal itu diakui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya yang ditemui di Istana Negara pada Rabu, 7 Oktober 2015. Siti mengaku tingkat kesulitan di lapangan dalam memadamkan api tidak bisa ditanggulangi oleh peralatan yang dimiliki Indonesia.

Zumi Zola Berikan Eskavator Tiap Kecamatan di Jambi
"Memang, tekanan airnya juga harus kuat, kita mesti pakai kapasitas air dan tekanan volume, kelihatannya memang ada keperluan untuk menerima bantuan, apakah dari Singapura, Rusia, Australia, dan lain-lain," ujar Siti.

Dia menambahkan yang dibutuhkan Indonesia adalah pesawat water bombing dan mampu mengangkut pasukan lebih besar lagi. Siti menyebut, sejauh ini beberapa negara telah menawarkan diri untuk membantu, seperti Singapura, Rusia, Malaysia, Tiongkok, Jepang dan Australia. 

Namun, Siti belum menyampaikan bantuan dari negara mana yang akan diterimanya.

Saat disinggung apakah sudah perlu untuk menaikkan status menjadi bencana nasional, politisi dari Partai Nasional Demokrat ini tidak menanggapinya.

"Yang penting (kebakaran hutan dan kabut asap) diselesaikan," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah bersikukuh tidak bersedia menerima bantuan asing. Padahal, sejak awal Angkatan Bersenjata Singapura sudah bersedia membantu. Negeri Singa menawarkan satu pesawat C-130 untuk melakukan hujan buatan. 

Dua pesawat C-130 lainnya untuk mengangkut petugas pemadam kebakaran dari Angkatan Bersenjata Singapura (SCDF) dan satu tim SCDF untuk membantu memberikan penilaian dan perencanaan mengenai kondisi kebakaran. Semula, Indonesia sudah menyatakan bersedia menerima bantuan, namun kemudian ditolak dengan alasan RI masih memiliki fasilitas yang cukup untuk memadamkan api. (ren)





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya