NU: Arab Saudi Jangan Komersilkan Ibadah Haji

Kedatangan jemaah haji dari Arab Saudi di Sumatra Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

VIVA.co.id - Katib Am PBNU Yahya Cholil Staquf meminta, Pemerintah Arab Saudi tidak menjadikan penyelenggaraan ibadah haji sebagai sumber ekonomi. Ia juga meminta, Pemerintah Arab Saudi tidak 'ngotot' untuk meningkatkan kapasitas tampungan jemaah haji.

Jumlah Korban Tragedi Mina 2.070 Jiwa

"Masjidil haram sedang dirombak untuk tingkatkan kapasitas jemaah haji. Tapi kita minta pertimbangan komersil dihapuskan," ujar Yahya dalam diskusi soal Tragedi Mina di kantor PBNU, Jakarta, Jumat, 2 Oktober 2015.

Ia memprediksi, perekonomian Arab Saudi ke depan tidak akan sekaya seperti saat ini. Sebab, kekayaan minyak yang ada di sana tidak bisa diperbarui dan pasti akan habis.

Arab Saudi: Investigasi Tragedi Mina Masih Butuh Waktu

Baca Juga:

Putra Mahkota Saudi Gelar Pertemuan Soal Tragedi Mina



Karena itu ia menuding, Pemerintah Arab Saudi hanya bisa mengandalkan bisnis ibadah haji ini untuk mendukung perekonomian. Menurut dia, Pemerintah Arab Saudi tidak perlu risau jika kemelaratan menimpa. Sebab, dunia Islam pasti akan bisa mendukung pelaksanaan ibadah haji. Tapi yang terpenting adalah keselamatan dan ketentraman jemaah haji dalam beribadah.

Ia mengatakan, sebaiknya Arab Saudi mengoreksi diri untuk memperbaiki fasilitas haji yang sudah ada. Sebab, yang dibutuhkan jemaah haji bukan soal kemewahan tapi pengalaman spiritual, keamanan, dan ketenangan dalam beribadah.

Menurut dia, hal terpenting lain bagi jemaah haji, Pemerintah Arab Saudi bisa memelihara kehadiran fisik tempat-tempat bersejarah yang merupakan napak tilas Islam sejak Nabi Adam. Sebab, makna tempat bersejarah bagi jemaah haji memiliki arti penting tersendiri.

"Tragedi Mina lalu menjadi cermin tidak disiplinnya pengelolaan ibadah haji."

Lilis Khalisotussurur/Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya