Penolak Tambang Dibunuh, Desa Awar-awar Lumajang Mencekam

Aksi solidaritas terhadap Salim Kancil
Sumber :
  • D.A.Pitaloka/Malang

VIVA.co.id - Meski polisi telah menangkap 39 orang yang diduga pelaku pembunuhan terhadap Samsul atau Salim Kancil, namun keluarga belum bisa menerima. Keluarga minta polisi segera mengungkap otak intelektual dari pembunuhan ini.

Menurut Yudi, warga Desa Selok Awar-awar, Lumajang, Jawa Timur, polisi telah mendatangi warga dan menyampaikan informasi bahwa hingga kini sudah 17 orang yang ditetapkan sebagai tersangka pengeroyokan Salim Kancil dan Tosan.

"Situasi mencekam, karena memang keluarga melihat belum semua pelaku tertangkap. Banyak polisi dan tentara bersiaga dan ini membuat warga takut," kata Yudi, Senin 28 September 2015.

Menurut Yudi, warga ingin orang paling berpengaruh di desa mereka juga ditangkap. Mereka menuding, orang ini ikut terlibat karena menjadi bagian dari Tim 12 atau kelompok yang setuju dengan penambangan di desa mereka.

"Banyak warga yang tahu kalau orang ini dapat restribusi penambangan. Besarnya Rp35 ribu per truk, setiap hari ada 250 truk yang mengangkut pasir," kata Yudi.

Dari pantuan VIVA.co.id, saat ini aktivitas tambang pasir telah ditutup. Tim gabungan juga masih melakukan penjagaan di lokasi tambang pasir tersebut.

Seperti diketahui, dua petani asal Desa Selok Awar-awar, Lumajang, Jawa Timur, disiksa oleh kelompok orang tak dikenal, Sabtu 26 September 2015.

Satu di antaranya yakni, Samsul alias Salim Kancil, tewas dalam kondisi mengenaskan. Sementara satu warga lagi yakni Tosan saat ini masih dalam kondisi kritis.

Penganiayaan dan pembunuhan ini dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh warga. Namun tak ada satu pun warga yang berani melawan.

Pengungkapan Kasus Mutilasi Anggota DPRD Diakui Sulit
Ganjar saat menunjukkan lokasi pembunuhan.

Gara-gara Uang Rp30 Ribu, Tukang Ojek Ini Cekik Istrinya

Sang istri dicekik hingga tewas.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016